BANJARNEGARA – Peringatan Hari Jadi ke- 450 Banjarnegara pada 26 Februari akan dilaksanakan secara sederhana. Berbagai kegiatan yang lazim melibatkan partisipasi masyarakat ditiadakan mengingat masih pandemi Covid-19.
Kepala Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Banjarnegara Riatmojo Poco Nugroho mengatakan, kegiatan rangkaian peringatan Hari Jadi Banjarnegara tahun ini akan berbeda dari tahun sebelumnya. Di masa pandemi Covid-19, kegiatan hari jadi yang biasanya meriah melibatkan partisipasi warga, tahun ini tidak demikian.
“Rangkaian peringatan Hari Jadi kami sederhanakan dari sisi keterlibatan personel yang agar tidak menimbulkan kerumunan,” katanya.
Dia mengatakan, pihaknya tidak menggelar kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan, seperti kirab hari jadi dan pesta rakyat. Beberapa agenda juga berlangsung secara terbatas hanya melibatkan Bupati dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), kepala dinas dan perwakilan tokoh masyarakat.
(Baca Juga: Ini Dia Cara Bikin Twibbon Hari Jadi Banjarnegara, Gilar-Gilar Banget Pokoke)
Ponco mengatakan, rangkaian peringatan Hari Jadi Banjarnegara dimulai pada Senin (22/2). Agenda pembuka yakni pemusnahan minuman keras hasil razia Satpol PP Banjarnegara. Selanjutnya, Forkopimda melakukan anjangsana ke rumah mantan bupati dan wakil bupati.
Ziarah Makam
Hari berikutnya, Selasa (23/2), Forkompimda melakukan ziarah ke makam mantan bupati dan wakil bupati yang ada di Banjarnegara. Sedangkan hari ketiga, ziarah ke makam bupati dan wakil bupati yang ada di luar Banjarnegara. “Nanti rombongan dibagi, ada yang ke Sukoharjo, Semarang, Yogyakarta dan Pemalang,” ujarnya.
Puncak peringatan ulang tahun Banjarnegara berlangsung pada Jumat 26 Februari malam dengan tasyakuran. Acara yang berlangsung di Pendapa Dipayudha Adigraha ini berisi dengan pengajian dan doa bersama oleh H Miftah Maulana Habiubrrahman atau Gus Miftah.
“Pengajian akan disiarkan secara streaming dari kediaman Gus Miftah di Jogja dan diikuti dari Pendapa oleh Forkopimda dan perwakilan tokoh dengan jumlah terbatas tidak lebih dari 30 orang,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Pemkab Banjarnegara melakukan perubahan tanggal hari jadi merujuk pada naskah Babad Kalibening yang menjadi sumber sejarah di wilayah Banyumas. Selain itu, ada catatan sejarah mengenai kepulangan Raden Jaka Kaiman (menantu Adipati Wirasaba) bersama gandek atau pengawal dari kesultanan Pajang. Pada pembahasan di Pansus DPRD tahun 2019 lalu, hari jadi kabupaten berubah dari tanggal 22 Agustus menjadi 26 Februari. (cs-2)