PURWOKERTO – Jumlah investor pasar modal di eks Karesidenan Banyumas pada semester I 2019 meningkat.
Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Purwokerto mencatat, jumlah investor pada Juni 2019 di Banyumas Raya sebanyak 12.167 investor atau tumbuh 16,51 persen.
“Ini dilihat dari pencatatan Single Investor Identification (SID) oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI),” kata Kepala OJK Purwokerto, Sumarlan.
Dia mengatakan, untuk nilai transaksi saham meningkat 93,33 persen menjadi Rp 342,93 miliar. Nilai kepemilikan saham juga meningkat 26,29 persen atau menjadi Rp 1242,29 miliar.
Adapun investor di wilayah Kabupaten Banyumas tumbuh 15,20 persen. Jumlahnya mencapai 5.563 investor. Ini dilihat dari pencatatan SID KSEI. Sedangkan nilai transaksi saham meningkat 116,36 persen menjadi Rp 278,89 miliar.
“Nilai kepemilikan saham juga meningkat 20,81 persen menjadi Rp 129,93 miliar,” kata Sumarlan menjelaskan.
Selain sektor pasar modal, Sumarlan juga melaporkan perkembangan lembaga pembiayaan per Juni 2019 di eks Karesidenan Banyumas. Dalam laporannya, aset piutang tumbuh 7,12 persen (yoy) menjadi Rp 4.116,44 miliar. Non performing finance (NPF) tercatat 1,78 persen dan jumlah kontrak 295.529 unit.
Di Kabupaten Banyumas, aset piutang tumbuh 0,63 persen (yoy) menjadi Rp l.691,77 miliar dengan NPF tercatat sebesar 2,49 persen. Dengan demikian, risiko kredit masih relatif terjaga atau masih di bawah 5 persen. Sedangkan jumlah kontrak 1 11.885 unit. (H60-37)