PURWOKERTO – Sedikitnya 58 jurnalis yang bertugas di wilayah Banyumas menerima suntik vaksin Covid-19 di Puskesmas Purwokerto Barat, Kamis (25/2). Di antara para pewarta ini ternyata ada pula yang memiliki fobia terhadap jarum suntik.
“Sejak dulu sudah takut jarum suntik, waktu registrasi sampai dengan skrining saya diam saja. tapi setelah mau disuntik saya takut,” ujar Anang Firmansyah, jurnalis salah satu media online usai mengikuti suntik vaksin Covid-19, Kamis (25/2/2021).
Anang mengaku sudah memiliki fobia jarum suntik sejak kecil. Sejak awal proses vaksinasi ini, pria yang beristri seorang bidan ini memang menjadi perhatian dan ledekan para rekan jurnalis lainnya. Sebab, sejak awal dia terlihat diam saja.
Benar saja. Ketika giliran masuk ke ruangan imunisasi, para rekan jurnalis lainnya langsung mengerubuti Anang. Mereka pun mengabadikan adegan dramatis detik-detik imunisasi vaksin Sinovac.
Setelah duduk di kursi, Anang berpegang erat dan memeluk erat rekan jurnalis lainnya Jati. Setelah lengannya disingsingkan oleh petugas vaksinasi, pria asli Kroya, Cilacap sempat beberapa kali mencuri-curi pandang. Wajahnya memucat, ketika perawat mulai menjentik-jentikan jarum suntik sebelum mulai vaksinasi.
(Baca Juga: Vaksinasi Tahap II, Banyumas Hanya Dijatah 12.750 Dosis)
Akhirnya saat vaksinasi berlangsung, Anang sama sekali tak melihat jarum suntik itu. Ia justru mendekap erat rekan jurnalis lain di dekatnya. Beruntung, sampai proses vaksinasi selesai Anang akhirnya bisa melewati adegan yang paling mendebarkan dalam hidupnya. Setelah beberapa detik usai jarum disuntikan, ia mencuri-curi pandang seperti memastikan apakah tidak ada lagi jarum suntik selesai.
Spontan
“Rekan-rekan jurnalis memang sudah tahu kalau Anang ini fobia jarum suntik. Makanya kami spontan langsung mengabadikan. Dulu saat imunisasi saat SD pun katanya juga jadi drama karena sempat lari. Beruntung saat ini bisa berlangsung lancar,” jelas Fadlan Zain, rekan jurnalis media online lain yang menemani Anang.
Dalam vaksinasi tahap II di Puskesmas Purwokerto Barat itu, sekitar 58 jurnalis dari berbagai media menerima suntikan. Tiga jurnalis hampir gagal mengikuti vaksinasi tersebut, karena tensi darah tinggi. Namun setelah beristirahat sekitar 30 menit, mereka pun akhirnya mendapatkan suntikan vaksin.
“Ada 58 wartawan, sejumlah petugas pelayananan publik yang mengikuti vaksinasi di tempat ini. Ini menjadi bagian sosialisasi kepada masyarakat agar tidak takut menerima vaksin,” kata Lilik Dharmawan.
Sementara itu tentang efek vaksinasi tersebut, Lilik menjawab tak ada efek yang signifikan. Apalagi soal bagian tubuh tertentu menjadi membesar dan gairah menjadi tinggi, ia hanya menjawab dengan tertawa. (san-2)