PURWOKERTO – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kabupaten Banyumas, menularkan virus kewirausahaan ke Kampus Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto.
Sharing kewirausahaan untuk membuka pola pikir para mahasiswa tentang dunia dunia bisnis. “Berusaha itu 95 persen adalah tentang mentalitas (gabungan antara keyakinan dan keberanian) dan 5 persen tentang persoalan teknis,” kata Wakil Ketua Kadin Banyumas, M Arsad Dalimute, kemarin.
Oleh karena itu, kata dia, segera aksi adalah yang terbaik walau memulainya dari hal-hal kecil dan sederhana. Alasannya, setiap aksi pasti akan mendatangkan pengalaman baru.
“Apabila dilakukan berulang-ulang, kian hari kian membentuk mentalitas dan juga keahlian dalam berwirausaha,” katanya.
Dia menambahkan, era sekarang yang penuh kecanggihan informasi dan media telah memberi peluang setiap orang menjadi pengusaha. Tak terkecuali bagi mereka yang sedang berkuliah.
“Persoalannya terletak pada kemauan, semangat, kesabaran dan keuletan berproses,” tandasnya.
Dikatakannya, pelaku usaha perlu memupuk tiga mentalitas, diantaranya mentalitas memulai, menjalani dan atas hasil akhir. Dengan demikian, para pelaku usaha memiliki mentalitas baja dan siap berjibaku dengan dinamika usaha yang sering tidak terduga.
“Pelaku usaha juga tidak boleh patah arang atas setiap kendala yang ada dan optimisme harus senantiasa terjaga,” katanya menjelaskan.
Sementara itu, Ketua Kadin Banyumas, Imam Purwanto berbagi pengalaman ketika menjalankan roda usahanya yang kini berkembang. Ia mengatakan seorang pelaku usaha harus kreatif dan produktif sehingga memberi peluang untuk mandiri. Sekaligus memberi kemanfaatan dengan orang lain.
“Inilah yang menjadi semangat saya untuk menjadi seorang entrepreneur dengan segenap liku yang mengikuti perjalanannya,” katanya saat testimoni di acara itu.
Ia menceritakan perjuangan yang dilalui penuh dengan drama dan duka. Ia sejak awal mencoba menekuni apa saja untuk menjadi seorang pengusaha. Setiap peluang dimasuki dengan harapan akan mendatangkan produktif.
Menjual lukisan, menjadi makelar mobil, memproduksi batik, menekuni properti adalah rangkaian jejak juang untuk sampai pada kondisi saat ini. Jatuh bangun dan ragam kendala telah dilalui. Pantang menyerah dan terus bersemangat menjadi tekadnya untuk mencapai keberhasilan.
Pria yang akrab disapa Anto Jamil juga mengatakan rasa syukur atas setiap nikmat Tuhan menjadi hal wajib sebagai bentuk kesadaran dari mana semua berasal dan betapa sayang dan cintanya Tuhan pada setiap hamba yang rajin berusaha.
“Untuk menjadi seorang pengusaha harus dimulai dengan mimpi yang diikuti dengan upaya keras dan disertai dengan komitmen disiplin dan konsistensi,” tandasnya.
Disamping itu, sambung dia, jujur, sabar dan senantiasa bertawakkal pada Tuhan menjadi tiket untuk menghadirkan keberpihakan Tuhan dalam setiap usaha yang sedang dikerjakan. (H60-20)