PURWOKERTO-Aparat gabungan dan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Banyumas melakukan evakuasi paksa terhadap keluarga pemilik Toko Emas Berkah dan karyawan, Minggu (5/4) sore.
Penjemputan paksa dilakukan di tiga lokasi berbeda. Tim satu, melakukan evakuasi di Jl Martadiraja No 1 Kelurahan Arcawinangun Kecamatan Purwokerto Timur. Tim ini menjemput YH (60), istri dari TL, yang meninggal dunia di RS Elisabet, beberapa waktu lalu. Anaknya sendiri saat ini dirawat di Rumah Sakit Tentara Wijayakusuma (DKT) Purwokerto, karena dinyatakan positif virus Covid-19.
Tim dua melakukan evakuasi sepasang suami istri (B dan JL), warga RT 1/RW 2 Jl Komisaris Bambang Soeprapto (Komas) Kelurahan Purwokerto Lor Kecamatan Purwokerto Timur, masih keluarga pemilik toko emas tersebut. Kemudian tim tiga, evakuasi terhadap FE (29)m karyawan toko emas tersebut, warga RT 6/RW 3 Desa Sokaraja Kidul Kecamatan Sokaraja.
Evakuasi Paksa
Bupati Banyumas Achmad Husein, selaku juru bicara gugus tugas tingkat kabupaten mengatakan, evakukasi paksa sengaja dilakukan karena pihak keluarga sebelumnya sudah diberikan surat dan menandatangani pernyataan bersedia mengisoliasi mandiri dan menutup toko emasnya.
“Tapi tetap dilanggar, mereka masih jalan-jalan, termasuk menjenguk tiga kali anaknya yang di RS DKT (positif Covid-19). Karena membahayakan keselamatan warga masyarakat yang lain, kita putuskan evakuasi untuk dikarantina oleh pemerintah,” kata Husein saat dikonfirmasi terpisah.
Toko emas yang berada di komplek pertokoan Pasar Wage, kata Bupati, ternyata masih melayani pembeli, padahal sebelumnya sudah menyatakan untuk tutup sementara.
Dia menjelaskan, hasil rapid test terhadap mereka yang dilakukan dua hari lalu juga dinyatakan positif. Meski hasil testnya positif, namun mereka masih masuk kategori orang dalam pemantauan (ODP).
“Kita lihat perkembangan 14 hari ke depan, nanti hasil swab menunjukkan negatif atau positif. Sementara mereka kita karantina di Baturraden dulu,” kata Husein.
Kepala satpol PP Pemkab Banyumas, Imam Pamungkas mengatakan, saat dievakuasi YH, sempat menolak dengan alasan kondisinya masih sehat. Namun setelah dilakukan pendekatan, akhirnya bersedia dibawa untuk dikarantina.
“Evakuasi dilakukan mulai siang sampai sore, dan berjalan lancar meski dari istri TL sempat menolak. Tapi akhirnya bersedia. Untuk pengamanan melibatkan aparat gabungan dari kepolisian, TNI, Satpol PP dan instansi lainnya,” katanya terpisah. (G22-)