Kebutuhan transportasi yang tinggi di wilayah Banyumas mendorong pembangunan jalur kereta api. Perusahaan kereta api swasta Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS) mendapat izin dari pemerintah kolonial Belanda untuk membangun jalur kereta api dari Maos menuju Purwokerto Timur.
Pembangunan jalur Maos–Purwokerto Timur dimulai pada tahun 1894 dan selesai pada tahun 1896. Jalur ini kemudian diperpanjang hingga Sokaraja pada tahun 1896.
Tujuan pembangunan jalur kereta api ini adalah untuk mengintegrasikan perusahaan-perusahaan gula di wilayah Banyumas. Selain itu, jalur kereta api ini juga digunakan untuk mengangkut hasil bumi seperti teh, kayu manis, dan tembakau.
Pembangunan jalur kereta api di Banyumas dilakukan dalam beberapa tahap, termasuk dua percabangan menuju Kandis dari Purwareja dan percabangan menuju Purbalingga dari Banjarsari.
Berikut adalah rincian pembangunan jalur kereta api di Banyumas:
- Purwokerto SDS–Sokaraja: 9 km, dibuka pada tanggal 5 Desember 1896
- Sokaraja–Purwareja: 16 km, dibuka pada tanggal 2 Juli 1897
- Purwareja–Banjarnegara: 30 km, dibuka pada tanggal 18 Mei 1898
- Banjarnegara–Selokromo: 19 km, dibuka pada tanggal 1 Mei 1916
- Selokromo–Wonosobo: 14 km, dibuka pada tanggal 7 Juni 1917
- Purwareja–Kandis: 7 km, dibuka pada tanggal 16 Juli 1898
- Banjarsari–Purbalingga: 7 km, dibuka pada tanggal 1 Juli 1900
Pasca-kemerdekaan, jalur-jalur kereta api di Banyumas tetap beroperasi, kecuali jalur menuju Kandis. Jalur ini dinonaktifkan pada tahun 1978 untuk lintas Stasiun Singomerto–Stasiun Wonosobo karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum.
Untuk lintas Stasiun Singomerto–Stasiun Wonosobo beserta percabangan menuju Purbalingga tetap beroperasi hingga tahun 1978. Walaupun sudah tidak melayani penumpang, namun untuk lintas Stasiun Purwokerto Timur–Stasiun Singomerto tetap beroperasi untuk kebutuhan pembangunan PLTA Mrican hingga ditutup pada tahun 1983.
Lintas Stasiun Purwokerto–Stasiun Purwokerto Timur akhirnya dinonaktifkan pada pertengahan tahun 2000-an.
Jalur kereta api di Banyumas memiliki peran penting dalam pengembangan transportasi dan perekonomian wilayah ini. Jalur kereta api ini menghubungkan berbagai kawasan penting di Banyumas, seperti Purwokerto, Banjarnegara, dan Purbalingga.
Jalur kereta api ini juga berperan penting dalam mengangkut hasil bumi dari wilayah Banyumas. Hasil bumi yang diangkut oleh jalur kereta api ini antara lain gula, teh, kayu manis, dan tembakau.
Pasca-kemerdekaan, jalur kereta api di Banyumas mengalami penurunan jumlah penumpang. Hal ini disebabkan oleh perkembangan mobil pribadi dan angkutan umum.
Akibatnya, beberapa jalur kereta api di Banyumas dinonaktifkan, termasuk jalur menuju Kandis, jalur menuju Wonosobo, dan jalur menuju Purwokerto Timur.