PURWOKERTO – Kasus penolakan pemakaman pasien positif Covid-19 yang meninggal oleh sejumlah warga masyarakat mengundang keprihatinan banyak pihak.
“Masyarakat tidak perlu cemas dan takut, jenazah pasien yang sudah meninggal tidak akan menular, karena pemakaman pasien Covid-19 sudah ada SOP-nya,” kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Banyumas, dr Nugroho Harbani, Kamis (2/4).
Menurutnya, SOP pemakaman janazah positif Covid-19, meliputi jenazah didisinfektan dulu, lalu dibungkus dengan plastik, didisinfektan lagi, dikafani terus didisinfektan lagi.
“Setelah itu baru dimasukkan dalam peti khusus dan didisinfektan lagi. Jadi aman, kenapa masih harus ditakutkan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, virus hanya bisa tumbuh dan berkembang di sel hidup. Begitu sel yang ke hst-nya mati, tidak ada metabolisme dan proses replikasi lagi.
“Ini pasti virusnya ikut mati,” tandas wakil ketua III Isnu Banyumas ini.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyumas, KH Khariri Shofa mengatakan, umat Islam harus menghormati jenazah sesama umat Islam. Maka siapa pun jenazah yang beragama Islam harus ditangani dengan penuh penghargaan.
“Dimandikan yang bersih, dikafani, disalatkan dan dikubur dengan penuh penghormatan dan penghargaan. Tidak boleh mendapatkan penghinaan,” katanya.
Terkait jenazah yang terkena penyakit menular seperti Covid-19, menurut dia, dari pihak rumah sakit harus menangani yang benar-benar aman, seperti dibungkus plastik yang aman, diantar ke keluarga dan pihak keluarga tidak perlu membuka karena sudah aman dan rapi
sesuai aturan medis.
“Lalu kita salati dan kita antar ke kuburan seperti jenazah yang biasa. Dan harusnya kita doakan orang yang meninggal terkena Covid-19, insyallah mati sahid, dan kita yang ikut mendoakan dan mengantarkan jenazahnya juga dapat pahala,” kata mantan rektor IAIN Purwokerto ini.
Pihaknya mengimbau warga masyarakat, khususnya umat Islam jangan menolak pemakaman jenazah yang meninggal terkena Covid-19, dengan syarat SOP aturan medis sudah diterapkan untuk keamanannya.
Karangan Bunga
Sementara itu, Bupati Ir Achmad Husein, mulai Rabu (1/4) petang hingga Kamis (2/4) kebanjiran karangan bunga dari berbagai kalangan, sebagai bentuk simpati dan dukungan atas keberanian mengambil tindakan menguburkan jenazah Covid-19, yang sebelumnya sempat ditolak di sejumlah lokasi.
Kiriman karangan bunga itu diantar ke kantor bupati, komplek Penapa Si Panji Purwokerto. Kiriman bunga yang pertama kali datang dan Info Purwokerto. Berbunyi ‘Teruntuk Bupatiku Bpk Ir Achmad Husein, terima kasih dan semangat selalu, wabah ini akan segera berakhir,’
Irfan Bactiar Admin dari Info Purwokerto mengatakan, pihaknya sengaja memberi dukungan bupati, karena masih banyak masyarakat banyumas mendukung kebijakan pemerintah.
Bupati mengatakan, berterima kasih atas dukungan dan perhatian bersama untuk penanganan penyebaran Covid-19 dan penanganan pasien yang meninggal dunia.
Atas kejadian penolakan sejumlah warga di bebeberapa wilayah Selasa-Rabu kemarin, ia menyampaikan permintaan maaf kepda seluruh warga Banyumas, karena pihaknya belum bisa maksimal dalam memberikan pelayanan dan sosialisasi pemahaman ke masyarakat.
“Kami minta maaf atas kejadian kemarin. Itu terjadi mungkin karena kami kurang sosialisasi ke masyarakat dengan baik. Tapi kami juga mohon, masyarakat untuk bisa mengerti bahwa bahaya penularan terbesar itu berasal dari orang hidup dibanding dari orang mati. Sebab orang hidup itu bisa bicara, bisa batuk dan bersin,” katanya. (G22-60)
Diskusi tentang artikel