PURWOKERTO – Pemerintah Kabupaten Banyumas melakukan uji coba publik penerapan protokol kesehatan di objek wisata andalannya, Lokawisata Baturraden Sabtu-Minggu (27-28/6). Pada hari pertama, kawasan wisata di lereng Gunung Slamet tersebut masih terlihat lengang.
Dari pantauan SuaraBanyumas, pengunjung yang memanfaatkan libur akhir pekan mulai terlihat sekira pukul 08.00. Mereka datang dalam rombongan kecil atau keluarga.
Saat memasuki area pintu gerbang, wisatawan diperiksa suhu tubuhnya, lalu melakukan pemindaian kode tiket yang telah dipesan melalui aplikasi “Mas Basid”. Pengunjung yang masuk, diwajibkan memakai masker.
Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono saat meninjau Lokawisata Baturraden, Sabtu (27/6) mengatakan, pengunjung dibatasi hanya 500 orang pada masa uji coba awal ini. Selain itu, wisatawan yang berkunjung tidak perlu membayar tiket masuk Rp 14.500.
“Ini uji coba awal, masih gratis. Booking via aplikasi ‘Mas Basid’, jadi kalau sudah penuh 500 tidak bisa nambah,” kata dia.
Dia mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi pelaksanaan uji coba kali ini. Bila standar operasional prosedur (SOP) dan protokol kesehatan sudah berjalan dengan baik, tidak menutup kemungkinan kuota batasan pengunjung bakal ditambah.
“Saya melihat ini sudah bagus. Malah kelihatan Lokawisata Baturraden lengang begitu. Kalau tertib seperti ini, pasti bupati mau untuk menaikkan (kuota pengunjung),” jelasnya.
Adapun untuk pembukaan Lokawisata Baturraden secara resmi, Sadewo mengatakan hal tersebut masih membutuhkan penyiapan regulasi serta penyempurnaan aplikasi Mas Basid. Hal tersebut masih membutuhkan pembicaraan dengan pihak perbankan dan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banyumas.
Lebih Nyaman
Salah satu pengunjung, Dimas Rendi (30) mengaku protokol adaptasi kebiasaan baru yang diterapkan di Lokawisata Baturraden membuatnya lebih nyaman. Selain itu, sistem pembayaran non tunai melalui aplikasi juga memudahkan wisatawan.
“Dari rumah sudah persiapan untuk dapat barcode. Jadi di sini tinggal scan. Kalau kapasitasnya dibatasi seperti ini lebih nyaman. Jadi tidak berdesak-desakan,” kata warga Desa Karanggintung, Kecamatan Sumbang, Banyumas ini.
Sebelumnya diberitakan, Pemkab Banyumas mulai menguji coba Lokawisata Baturraden pada masa adaptasi kebiasaan baru. Akan tetapi, pengunjung hanya dibatas sebanyak 500 orang saja.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Asis Kusumandani mengatakan, aplikasi Mas Basid tersebut masih membatasi jumlah pengunjung Lokawisata Baturraden Bila kuota telah terpenuhi, maka wisatawan tidak diperbolehkan masuk.
Selain protokol standar, wisatawan berusia 70 tahun ke atas serta balita juga dilarang berkunjung. Selain itu, suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celcius tidak boleh masuk sesuai ketentuan protokol kesehatan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Untuk waktu operasional juga dibatasi dari pukul 08.00-14.00. Pedagang (di dalam Lokawisata Baturraden) sudah boleh berjualan, dengan catatan harus menggunakan transaksi non tunai,” ujarnya. (K35-2)