BANYUMAS-Untuk mendorong pelestarian Bahasa Penginyongan di kalangan pelajar, SMP 3 Ajibarang mengadakan pelatihanmembuat parikan dan geguritan Banyumasan, Jumat (13/9).
Kepala SMP 3 Ajibarang, Arsiti mengatakan dengan praktik langsung membuat karya sastra dari bahasa ibu, diharapkan pembelajaran akan semakin efektif. Apalagi saat ini ancaman kepunahan bahasa ibu semakin nyata.
“Selama ini banyak generasi muda di wilayah pedesaan juga banyak yang tak lagi menggunakan bahasa ibu mereka. Padahal dengan bahasa ibu ini, banyak segi budaya yang melekat dalam bahasa tersebut,” jelasnya.
Dijelaskan Arsiti dengan pelatihan dan praktik langsung pembuatan parikan dan geguritan inilah, terbukti lebih menarik perhatian anak-anak. Apalagi dalam pelatihan tersebut langsung didatangkan praktisi pembuatan geguritan ataupun parikan Banyumasan.
“Dengan mendatangkan praktisinya langsung maka kegiatan ini menjadi lebih efektif. Pembelajaran bahasa Jawa yang juga menjadi menarik. Apalagi kegiatan ini juga dilaksanakan di luar kelas sehingga tidak monoton,” ujarnya.
Pemateri dalam pelatihan tersebut, Wanto Tirta yang juga terkenal sebagai Presiden Geguritan mengapresiasi animo dari para siswa yang semangat belajar membuat parikan dan geguritan. Ia mendorong kegiatan ini bisa dilaksanakan kembali sebagai bagian aktualisasi dan ekspresi siswa dalam mempelajari pelajaran.
“Semoga ke depan semakin banyak siswa yang mau dan semangat menjaga bahasa ibu mereka dengan lebih kreatif. Parikan dan geguritan hanya salah satu bentuk karya kreatif berbasis bahasa Penginyongan atau Banyumasan. Semoga ke depan akan lahir banyak karya sastra lainnya kembali,” jelasnya didampingi guru setempat Jamidi.(K37-37)