PURWOKERTO – Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menjadi tuan rumah Liga Sepak Bola Hizbul Wathon (HW) 2019 tingkat nasional zona II Jawa Tengah. Liga HW yang berlangsung mulai 30 November resmi ditutup, Senin (2/11) sore, di lapangan sepak bola UMP.
Dalam penutupan tersebut, Rektor UMP, Dr Anjar Nugroho bersama Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto, peserta Liga HW Zona II (pemain, suporter), beserta Polri dan TNI menggelar Deklarasi Anti Mafia Bola bertajuk “Muhammadiyah untuk Bangsa, Sepakbola untuk Indonesia”. Mereka menuntut para Mafia Bola Pengatur Skor Sepakbola segera ditangkap dan diadili.
Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) dan perguruan tinggi Muhammadiyah siap dilibatkan dalam monitoring dan mengontrol kinerja PSSI. Mereka siap bekerjasama dengan Pemerintah melakukan perbaikan pengelolalan sepakbola di Indonesia.
Anjar Nugroho yang juga Ketua Kwartir Wilayah HW Jawa Tengah berharap sepak bola di Indonesia untuk terus maju.
“Jadi siapa pun yang menghalangi kemajuan sepak bola Indonesia termasuk adanya mafia, dan pengatur skor dan lain sebagainya agar tidak kembali terjadi. Hal ini menyebabkan sepak bola di Indonesia menghambat kemajuannya,” katanya.
Ladang Dakwah
Menurutnya, liga HW yang digelar di UMP ini sebagai salah satu upaya untuk mengembalikan peran Muhammadiyah dalam mengambil jalur dakwah melalui sepak bola.
“Kegiatan ini kami harapkan mampu jadi ladang dakwah Muhammadiyah dalam ranah sepakbola dan menghasilkan kader yang bukan cuma sehat rohani namun juga sehat jasmani Tapi juga menghasilkan kader yang siap bersaing dalam kancah persepakbolaan baik itu di daerah maupun nasional,” jelasnya.
Menurutnya, ketiatan tersebut sangat positif sebagai wadah kegiatan Kader Muda Muhammadiyah untuk mengingatkan kembali tentang nilai falsafah yang terkandung dalam sepakbola ini, terutama kerjasama dan loyalitas dalam tim.
Rektor berharap, ke depan liga HW akan terus berkembang serta dapat meningkatkan hingga mampu membuat lagi sekolah sepakbola liga HW.
“Jadikan kegiatan ini sebagai sarana silaturahmi antar kader dan yang perlu diingat adalah tetap menjunjung sportivitas dalam setiap pertandingan,” jelasnya.
Sunanto mengatakan, melalui AMM, Muhammadiyah mencoba menggelorakan kembali olah raga sepak bola di kalangan Muhammadiyah melalui Liga HW 2019.
“Liga HW ini dilaksanakan secara nasional dengan empat Zona. Zona pertama di Jakarta, zona kedua di UM Purwokerto, Jawa Tengah, zona tiga di Jawa Timur. Terakhir zona empat nanti di Yogyakarta. Setiap juara grup dan runer up nanti akan kita ikutkan di Zona Tingkat Nasional,” jelasnya.
Dia menyatakan, Liga HW ini digelar dengan tujuan untuk mengembalikan peran Muhammadiyah dalam pengembangan olah raga sepak bola.
“Bagaimana pun, Muhammadiyah memiliki peran besar dalam sejarah awal perkembangan sepak bola Indonesia,” katanya.
Peran Muhammadiyah pada awal perkembangan sepak bola di Tanah Air ini, menurut Sunanto, juga dirintis oleh tokoh Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusumo dengan mendirikan Kauman Voetbal Club (KVC) yang kemudian bermetamorfosis menjadi persatuan sepak bola Hizbul Wathan (PSHW). (G22-60)