PURWOKERTO – Setelah mengikuti rangkaian ibadah haji di tanah suci, secara bertahap jemaah haji asal Kabupaten Banyumas telah kembali ke tempat tinggalnya masing-masing.
Dari sebanyak 1.252 orang jemaah haji yang berangkat ke Arab Saudi tahun ini, hingga kembali lagi ke tanah air, tercatat ada sebanyak lima orang jemaah haji yang meninggal dunia.
Kasubag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Banyumas, Ibnu Asaddudin, kemarin, mengatakan, kelima jemaah haji asal Banyumas tersebut meninggal di dua lokasi, yakni di Arab Saudi sebanyak tiga orang dan di tanah air sebanyak dua orang.
Bahkan yang terakhir, ada satu jemaah haji atas nama Tasinah (72) yang meninggal setelah tiba di Banyumas. Jemaah asal Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen tersebut mengalami sakit saat tiba di Pendapa Sipanji Pemkab Banyumas kemarin pagi. Dia tiba-tiba terjatuh saat berada kamar mandi.
“Yang bersangkutan kemudian langsung dibawa ke rumah sakit DKT, namun di sana dinyatakan meninggal,” ungkap di sela-sela penyambutan kedatangan jemaah haji Banyumas.
Menurutnya, jemaah haji dari Kabupaten Banyumas yang meninggal dunia tersebut rata-rata disebabkan faktor usia dan menderita sakit. Kondisi tersebut memengaruhi fisik mereka saat melaksanakan rangkaian ibadah haji di tanah suci.
“Mereka kelelahan saat melaksanakan ibadah haji dan tidak tahan dengan cuaca yang panas di tanah suci. Ada pula yang diduga menderita penyakit jantung, seperti yang dialami satu jemaah yang meninggal saat tiba di Pendapa Sipanji tersebut,” jelas dia.
Sesuai jadwal, jemaah kloter 67/SOC tiba di GOR Satria Purwokerto Sabtu (7/9) sekitar pukul 20.00. Jemaah haji kloter 68/SOC tiba di Pendapa Sipanji Minggu (8/9) pukul 05.00, jemaah haji kloter 69/SOC tiba Minggu (8/9) di Pendapa Sipanji sekitar pukul 07.00.
Sementara kloter 70/SOC tiba di Purwokerto Minggu (8/9) sekitar pukul 09.30. Adapun kloter 96/SOC atau disebut pula Kloter Sapujagad, dijadwalkan akan tiba di Pendapa Sipanji pekan depan, yakni Minggu (15/9) sekitar pukul 01.00 dini hari.
Ibnu menambahkan, untuk meminimalkan kejadian adanya jemaah haji yang sakit atau meninggal di tanah suci, sejak 2017 dan 2018 lalu, sebenarnya Kantor Kemenag dan Pemkab Banyumas diberi kewenangan untuk menentukan calon jemaah haji yang dinyatakan benar-benar siap berangkat ke tanah suci.
“Bagi calon jemaah haji yang akan berangkat ke tanah suci kami screening dulu. Kalau memang sehat dan mampu untuk berangkat, maka akan dipersilakan berangkat. Namun bagi mereka yang sakit dan tidak memungkinkan diberangkatkan, maka mereka akan ditunda pemberangkatannya,” tandas dia.(H48-20)