Ketebalan daging buahnya satu sampai dengan dua senti, rasanya manis legit, bijinya kecil dan pipih, warna buahnya kuning tua dan oranye. Ciri khas inilah yang membuat durian Kromo Banyumas digemari oleh banyak orang.
Durian kromo adalah jenis durian lokal unggulan Kabupaten Banyumas. Penamaan durian kromo sendiri diambil dari nama seorang petani durian di Desa Karangsalam, Kecamatan Kemranjen Banyumas, Jawa Tengah. Kromo yang memiliki nama asli Saiman Nur Soim adalah pewaris pohon durian ini dari orang tuanya.
“Dulu itu pohonnya banyak, tinggalan dari mbah. Karena tidak tahu, dulu pada ditebangi pohonnya. Sekarang hanya tersisa satu pohon indukan dan sedang dikembangkan untuk pembibitannya,” ungkap Kromo ketika ditemui di rumahnya.
Kromo dan anak-anaknya kini merasa bangga, Kementerian Pertanian pada tahun 2013 telah mengesahkan durian kromo sebagai durian lokal unggulan Banyumas. Penangkaran bibit pun dilakukan dengan biji asli dari pohon induk yang kini masih hidup di pekarangan rumahnya.
Menurut Kromo, keistimewaan durian kromo tidak hanya pada ketebalan buah dan rasanya saja. Pohon durian kromo bisa menghasilkan buah dengan bobot lebih dari 10 kilogram.
“Kalau buah yang dari pohon indukannya langsung ada yang mencapai bobot 12 kilogram. Tapi kalau berat rata-rata buahnya kisaran tiga sampai empat kilogram,” tambahnya.
Menurut Roni Paslah, anak Kromo yang saat ini menjadi penerus durian kromo, peminat buah dan bibit durian kromo sebetulnya sudah banyak, namun kebanyakan orang masih menyebutnya sebagai durian montong atau durian bangkok.
“Kalau orang dulu itu kan melihat ada durian bagus pasti dikiranya montong atau bangkok. Durian kromo ini berbeda dengan montong atau bangkok, bahkan lebih bagus kualitasnya,” ungkapnya.
Upaya penangkaran bibit dan pengenalan nama durian kromo sampai saat ini masih terus dilakukan oleh keluarga Kromo. Harapannya akan semakin banyak orang yang tahu bahwa Kabupaten Banyumas memiliki varietas durian lokal unggulan.
“Penangkaran bibit dan duplikat pohon aslinya sedang kami buat. Jadi misal nanti pohon indukannya mati, tetap ada pohon yang sama kualitasnya dengan pohon aslinya,” pungkasnya. [YS]