BANJARNEGARA – Aktivitas vulkanik Kawah Timbang dan Kawah Sileri di pegunungan Dieng hingga Rabu (18/1/2023) masih dinyatakan berstatus Waspada (Level II).
Pemkab Banjarnegara mengoptimalkan upaya mitigasi bencana untuk mengantisipasi jika aktivitas kawah meningkat.
Pj Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto mengatakan, berdasarkan informasi dari Badan Geologi status Kawah Timbang dan Kawah Sileri masih berstatus Waspada.
Baca Juga : Duh Aktivitas Kawah Timbang Meningkat
Pemkab Banjarnegara melalui BPBD Banjarnegara, TNI, Polri dan sukarelawan mengopimalkan mitigasi bencana.
“Sejauh ini kondisi masih aman, tapi tetap harus waspoada,” katanya, saat memantau kondisi terkini Kawah Timbang dan Kawah Sileri, Rabu (18/1/2023).
Menurutnya,upaya mitigasi dilakukan dengan mendirikan pos kesehatan. Selain itu, juga mulai dipoersiapkan jalur evakuasi dan tempat pengungsian, jika sewaktu-waktu status aktivitas kedua kawah tersebut meningkat.
“Pos pantau Kawah Timbang di Desa Sumberejo juga mulai diaktifkan untuk memantau petani agar tidak ke ladang dekang kawah di pagi hari,” jelasnya.
Pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas terlalu pagi karena koonsentrasi gas beracun tinggi di waktu pagi.
Penggarap lahan juga diminta untuk berhati-hati saat mencangkul tanah di sekitar kawah Timbang.
“Sedangkan jalan dari Kepakisan ke Bitingan dan perbatasan Kabupaten Batang yang masuk dalam radius bahaya Kawah Sileri masih dibuka, karena akss satu-satunya warga Dusun Bitingan. Tapi tetap kami imbau untuk waspada saat melintas,” tandasnya.
Kepala Pos Pemantauan Gunung Api Dieng, Surip menyatakan, pihaknya juga terus melakukan sosialisasi dan mitigasi bencana kepada masyarakart.
Dalam beberapa hari, pihaknya secara intensif melakukan sosialisasi mitigasi bencana di sejumlah sekolah di kawasan Gunung Dieng.
“Kami bekerjasama dengan mahasiswa KKN UGM untuk mitigsi baik bencana gempa maupun bencana vulkanik,” terang Surip.
Dikatakan, sosialisasi bencana tersebut bertujuan agar masyarakat tahu mitigasi potensi bahaya di tempat mereka tinggal. Selain pengenalan potensi bencana, juga disosialisasikan cara evakuasi, arah pelarian, titik kumpul dan bagaimana cara melakukan evakuasi.
“Intinya agar mereka bisa melakukan evakuasi mandiri saat terjadi bencana, sehingga tidak tergantung atau menunggu pihak lain membantu evakuasi,” tandasnya.
Baca Juga : 15-000 Bibit Pohon Ditanam di Dtaran Tinggi Dieng
Surip menyatakan, berdasarkan data kegempaan tercatat masih tinggi. Pada Selasa (17/1) terjadi 3 kali gempa terasa dengan dengan skala 2 MMI.
Sedangkan konsentrasi gas CO2 tercatat pada Selasa (17/1) malam 1,14 PPM dan Rabu (19/1) pagi 0,4 PPM. Sejauh ini, gas beracun tersebut masih berada di sekitar kawah dan belum sampai ke jalan.
“Memang masih fluktuatif, tapi kita tidak terpancang fluktuasi itu. Semua parameter tetap kita ukur dan pantau 24 jam,” ungkap dia.(cs-7)