PURWOKERTO – Wabah virus korona telah berdampak langsung terhadap sendi-sendi ekonomi nasional, termasuk bisnis usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di daerah.
Pelaku usaha yang paling terdampak ialah usaha bidang kerajinan. Ia tidak dapat mengoptimalkan penjualan. Pameran produk yang biasa diikuti dari tingkat regional hingga nasional tidak lagi digelar sejak awal Maret 2020. Bahkan, permintaan pasar ekspor banyak yang dibatalkan.
“Rata-rata UMKM omzet turun hampir 80 persen, sedangkan untuk usaha kerajinan turun hampir 100 persen,” kata Ketua Gerakan Kewirausahaan Nasional DPC Kabupaten Banyumas, Cocos Trisada, Senin (4/5).
Menurut dia, pelaku usaha produk handycraft tidak dapat mengekspor produk. Ini berbeda dengan krisis ekonomi pada 1998. Pelaku usaha masih dapat melakukan ekspor barang.
“Kalau sekarang semua dibatalkan. Paling kami hanya mengandalkan market lokal. Itu pun tidak optimal,” ujarnya.
Meskipun demikian, pelaku usaha harus bangkit. Mereka dituntut untuk memiliki kreativitas guna menghadapi kondisi pandemi Covid-19. Salah satunya menciptakan peluang baru yang sifatnya sementara yaitu, memproduksi alat pelindung diri (APD) berupa masker dan baju hazmat.
“Sebetulnya sekarang tergantung dari kreativitasnya masing-masing pelaku usaha. Setidaknya pelaku UMKM masih ada pemasukan,” katanya.
Adapun untuk pemasarannya, pelaku usaha mengandalkan jaringan lintasUMKM. Bagi pelaku usaha yang tidak memproduksi APD, ia akan memasarkan produk-produk APD dari rekan UMKM. Ini agar sama-sama memberikan manfaat dan saling dukung di tengah pandemi Covid-19.
Terkait dengan perhatian pemerintah, Cocos mengatakan pemerintah telah banyak memberi perhatian mulai dari level kementerian, provinsi sampai kabupaten. Bahkan, mereka memberikan jejaring pasar untuk meningkatkan kapasitas produksi.
“Mereka turut membantu pasarnya. Ada permintaan dari beberapa dinas,” katanya.
Adapun bantuan stimulan yang diberikan pelaku usaha yang terdampak Covid-19, Cocos mengaku telah menyetorkan data UMKM namun belum ada realisasi bantuan yang diterima.
“Saat ini masih dalam proses data. Riilnya UMKM belum menerima bantuan,” katanya. (H60)