PURWOKERTO – Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsoed Purwokerto, Sri Nugroho Purbo Rahayu mengatakan, sektor UMKM justru lebih kuat menghadapi ketidakpastian ekonomi pada situasi pandemi Covid-19. Mereka dapat mampu bertahan seperti ketika pada krisis ekonomi 1998.
“Dampak yang besar justru dialami perusahaan-perusahaan besar. Tapi UMKM tidak begitu terdampak karena tenaga kerjanya tidak banyak. Soldaritas antarUMKM bagus dan mereka tidak butuh modal besar,” katanya.
Ia juga optimistis meskipun terdampak, UMKM akan bangkit. Ini terlihat dari aktivitas mereka di pasar-pasar tradisional sudah mulai bergeliat. Mereka tetap berjualan. Tidak seperti perusahaan besar yang harus merumahkan karyawannya.
“Sektor UMKM di Indonesia mendapat perhatian bagus dari pemerintah. Pasarnya juga masih ada karena mereka punya pasar sendiri. Pedagangnya masih survive,” katanya.
Peran pemerintah dengan memberikan bantuan bagi warga yang terdampak Covid-19 juga telah menciptakan permintaan untuk konsumen kalangan bawah. Masyarakat memiliki daya beli.
“Pemerintah telah menciptakan permintaan. Permitaan melalui bantuan langsung tunai. Masyarakat jadi punya daya beli, jadi UMKM akan tumbuh tidak mati,” katanya.
Ekonom Rotari Club Purwokerto itu juga mengatakan, pelaku UMKM juga dapat mengoptimalkan penjualannya dengan memanfaatkan media online. Apalagi dengan kemudahan teknologi sekarang ini mengubah perilaku konsumen.
“Saya kira online sangat penting karena ke depan banyak (pelaku UMKM) yang online. Orang tidak punya waktu. Jadi periswiwa ini bisa menjadi perilaku baru,” katanya. (H60-)