PURWOKERTO – Dalam rangka publikasi dan sosialisasi, kegiatan pameran perlu dilakukan secara rutin dan intens oleh perpustakaan. Ini juga untuk meningkatkan minat baca masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Tengah.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, Prijo Anggoro saat pameran perpustakaan dan arsip di Purwokerto, selama empat hari Kamis-Minggu (17-20/10).
“Minat baca di sini adalah minat untuk membaca buku, sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan, referensi dan inspirasi,” katanya.
Menurut dia, buku sebagai salah satu bahan perpustakaan adalah hasil olah pikir dan kreativitas para penulis atau pengarang yang dituangkan dalam bahasa tulis, dan dipublikasikan.
Dengan membaca buku akan dapat menumbuhkan ide, gagasan, dan pengetahuan sehingga dapat mencerdaskan dirinya, lingkungannya dan bangsanya. Karena buku merupakan pintu gerbang inspirasi dan inovasi bagi yang membacanya.
Dia mengatakan, banyak kalangan sudah melakukan kajian dan penelitian tentang minat baca masyarakat. Hasilnya masih cukup memprihatinkan karena ternyata minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah.
Apalagi dengan perkembangan teknologi infomasi yang berkembang begitu cepat dan mudah diakses oleh masyarakat. Tidak hanya di daerah perkotaan bahkan sudah merambah ke pedesaan.
“Hal inilah yang membawa kecenderungan masyarakat kita lebih suka menonton dan mendengar daripada membaca,” katanya.
Mereka berdalih membaca membuang energi dan harga buku rata-rata relatif masih mahal. Selain itu, beberapa kalangan masyarakat Indonesia mampu membeli dan suka mengoleksi buku-buku mahal, tapi hanya sekedar sebagai hiasan.
Untuk menumbuhkan minat baca dan membudayakan gemar membaca pada masyarakat, kata dia, menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
“Marilah kita tingkatkan komitmen dan upaya mengembangkan perpustakaan di semua tingkatan. Mulai dari keluarga, sekolah, tempat-tempat penitipan anak, perkantoran dan tempat-tempat pelayanan umum. Baik di perkotaan maupun pedesaan dengan penyediaan sarana prasarana yang memadai serta peningkatan sumber daya masyarakat,” katanya menjelaskan.
Dia menerangkan, sumber daya manusia (SDM) menjadi unsur penting dalam pengembangan perpustakaan. Karena dengan kreativitas dan inovasi SDM-lah, perpustakaan akan menarik dan menjadi tempat kunjungan yang menyenangkan bagi masyarakat dalam mendapatkan infomasi.
Sadar Arsip
Sedangkan masyarakat sadar arsip adalah masyarakat yang peduli, dapat memanfaatkan arsip dan memahami akan infomasi yang nerkandung dalam arsip.
Kumpulan jenis arsip statis, seperti dokumen-dokumen atau naskah arsip, surat perjanjian, nota transaksi jaman dulu, foto, peta hingga film dokumenter tentang tokoh pahlawan.
Ini merupakan beberapa jenis arsip statis yang sangat bermanfaat sebagai data dokumen atau perjalanan sejarah dan perkembangan suatu kegiatan penelitian. Infomasi yang terekam pada arsip statis memiliki nilai histori, merupakan data dan bukti sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan secara resmi dalam administrasi pemerintahan.
Oleh karena itu, arsip statis perlu disimpan dan dilestarikan dalam rangka mengoptimalkan daya guna dan tepat guna memenuhi kebutuhan informasi pengguna (user).
“Mari membangun budaya baca di perpustakaan dan tertib arsip yang diawali dari keluarga sendiri untuk meningkatkan minat baca dan peduli arsip. Menjadikan perpustakaan sebagai tempat berlibur dan berkumpul masyarakat segala umur dan profesi untuk berdiskusi,” katanya. (H60-20)