PURBALINGGA– Pancasila mampu mengakomodir nila-nilai apapun di dunia. Maka, bila ada seseorang yang tidak bisa menerima perbedaan, maka orang tersebut tidak bisa menerima dan mengamalkan Pancasila dalam hidupnya.
Hal itu disampaikan aktivis 98, Ahmad Dimyati dari Salatiga pada Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Ideologi Pancasila yang diselenggarakan oleh Rumah Pancasila di RM Sidoroso, Senin (11/11).
“Karena inti dari Pancasila adalah Bhineka tunggal Ika dan nilai Pancasila menghubungkan antara manusia, alam dan tuhan. Indonesia dilahirkan dari banyak bangsa yang berbeda,” katanya.
Lebih lanjut, Pancasila merupakan perasan dari perjalanan bangsa yang panjang. Dalam pembuatan Pancasila tidak ada yang mewakili kepentinganya sendiri, namun mewakili kepentingan seluruh masyarakat Indonesia.
Ketua Rumah Pancasila, Setiyadi mengatakan, mengacu pada negara-negara timur tengah yang saat ini sedang mengalami krisis, kerusakan ideologi dapat menjadi pemicu munculnya peperangan dan perpecahan terhadap bangsa.
“Karena Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia tidak bisa diganti oleh ideologi lain karena sudah terbukti menyatukan 1.340 suku di Indonesia,” katanya
Terbukti
Pancasila sebagai ideologi telah terbukti melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
“Oleh karena itu kegiatan seperti ini sangat penting untuk membentengi kelompok yang ingin menyebarkan ideologi tertentu, untuk mengganti Pancasila,” katanya. (H82-37)