Air belerang selama ini dikenal oleh masyarakat bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Jika pada umumnya air belerang memiliki suhu yang panas dan berasal dari pegunungan, di Desa Tambaknegara, Rawalo, Banyumas terdapat sumber mata air belerang dingin.
Sejak ratusan tahun lalu, sumber mata air di Tambaknegara ini sudah digunakan masyarakat untuk mengobati berbagai macam penyakit kulit. Mata air ini sudah ada sejak jaman Kadipaten Bonjok sekitar tahun 1600 an.
Adipati Suranagara yang saat itu berkuasa memberi nama mata air ini dengan nama “Tuk Semingkir” yang berarti segala macam penyakit akan menyingkir. Sekarang sumber mata air ini dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas menjadi obyek wisata Pemandian Air Mineral Kalibacin.
Menurut Budi Somaputra, juru pelihara di Pemandian Air Mineral Kalibacin, sumber mata air Kalibacin sudah diteliti oleh beberapa universitas untuk mengetahui kandungan mineralnya. “Ada 16 jenis mineral yang terkandung pada air ini, yang paling tinggi adalah sulfur dan zinc,” ungkap Budi.
Budi menyebutkan, salah satu keunikan yang ada pada kolam penampungan yang terdapat di lokasi pemandian, yakni warna air bisa berubah menjadi 4 sampai 6 warna secara bergantian. “Airnya bisa berubah warna, tapi tidak bisa diprediksi waktu terjadinya,” tuturnya.
Sebelum tempat ini dikembangkan sebagai obyek wisata, pengunjung yang datang adalah mereka yang memiliki penyakit kulit. Budi mennceritakan, tujuan mereka hanya untuk mandi dan berharap penyakit kulitnya sembuh. Setelah dikembangkan menjadi obyek wisata, tempat ini menjadi daya tarik tujuan rekreasi yang banyak dikunjungi wisatawan.
“Kalau dulu anak-anak takut untuk mandi di sini karena bangunannya jaman Hindia Belanda, sekarang justru lebih banyak anak-anak dan orangtuanya yang rekreasi di sini. Anak-anak mandi di kolam renang, pengunjung dewasa biasanya mandi di kamar mandi yang sudah disediakan,” tambahnya.
Lokasinya yang dekat dengan Bendung Gerak Serayu, hanya berjarak sekitar 350 meter, Pemandian Air Mineral Kalibacin sering dijadikan salah satu lokasi dari rangkaian tujuan rekreasi bagi banyak orang. Tempat ini selalu ramai oleh pengunjung setiap akhir pekan.
Meski musim kemarau debit airnya tetap besar, sumber mata air Kalibacin juga dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk mandi dan keperluan lainnya, namun tempatnya dipisahkan.
“Debit airnya sekitar 18 liter perdetik, jadi meskipun kemarau tempat ini tetap ramai pengunjung,” pungkas Budi. [YS]