BANYUMAS – Perkemahan Saka Bakti Husada tingkat Jawa Tengah di Desa Sambirata Kecamatan Cilongok, resmi ditutup, Jumat (13/9) lalu.
Anggota pramuka dari 35 kabupaten/kota tersebut diharapkan dapat memanfaatkan ilmu, pengalaman dan ketrampilan yang diraih selama perkemahan. Mereka harus bisa menjadi pelapor pembangunan kesehatan dan gerakan hidup sehat di masyarakat (Germas).
“Di perkemahan ini, adik-adik Pramuka ini sudah dilatih mengedukasi masyarakat. Misalnya terkait PHBS, sanitasi dan bakti sosial fisik membuat jamban, rehabilitasi rumah tidak layak huni dan dalam keseharian mereka sudah bisa membaur dengan masyarakat,” kata Ketua Kwartir Daerah Pramuka Jateng, Siti Atiqoh Ganjar Pranowo, saat menutup perkemabahan tersebut.
Pendidikan dan pembelajaran seperti itu, nilai dia, ikut membantu mereka mengurangi atau terjadinya potensi anti sosial dan ketergantungan terhadap gawai. Salah satu yang efektif menekan hal itu melalui perkemahan.
“Karena ini lebih spesifik ke kesehatan, harapannya pramuka saka bakti husada ini bisa menjadi garda atau pelopor gerakan hidup sehat di masyarakat,” tandasnya.
Dari kegiatan tersebut, katanya, banyak hal yang bisa dipetik, seperti pendidikan karakter bersosialisasi ke masyarakat, adaptasi. Kemudian bakti sosial, ketrampilan dan meningkatkan jiwa nasionalisme.
“Kita (pramuka) itu sudah bertekad menjadi garda terdepan untuk mempersatukan NKRI. Ilmu yang diperoleh ini harus bisa ditularkan ke lingkungan, keluarga masing-masing, dan metode-metode pramuka yang menyenangkan dan membahagiakan harus bisa dikembangkan terus,” katanya.
Dia mengajak, di pramuka itu harus bisa menciptakan ruang bahagia. Ini tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk masyarakat luas. Menciptakan ruang bahagia itu bisa ditularkan di media sosial.
Dia menekankan, dari kegiatan itu diharapkan pramuka harus bisa menjadi pelopor kesehatan dan karakter bangsa. Pertama menjadi pramuka yang berintegritas, jujur, menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan siap membela bangsa demi keutuhan NKRI.
Pesan lain, mereka juga diminta bisa mensinergikan agama, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Pramuka juga harus bisa menghalau hoax dengan memberikan tips positif. Mereka juga diminta untuk meningkatkan kepedulian terhadap masalah kesehatan di lingkungan secara benar dan santun.
“Apalagi ini mau mendekati masa pancaroba. Saat mulai musim hujan, nyamuk sudah mulai banyak, saya harapkan adik-adik pramuka bisa melakukan gerakan pemberantsan sarang nyamuk (PSN) dan membantu jumantik untuk memantau jentik-jentik yang ada di lingkungan,” pesannya.
Yang tidak kalah penting, Atiqoh juga berpesan, pramuka harus memiliki sikap perilaku hidup sehat dan harus bisa menjadi contoh di teman sebaya, keluarga, masyarakat dan lingkungan. Termasuk harus terus berlatih dengan kawan saka masing-masing, membelaki diri dengan ketrampilan hidup sebanyak mungkin.
Untuk kegiatan lima tahun ke depan, dia berharap metode pramuka yang menggembirakan bisa ditambah. Selain kepada masyarakat, juga diarahkan untuk anak-anak SD dan PAUD. Mereka ini juga harus mulai dilatih pola hidup sehat sejak dini, misalnya membuang sampah pada tempatnya dan pola makan yang sehat dan cuci tangan pakai sabun.
Kepala dinas Kesehatan Jateng sekaligus pembina Saka Bakti Husada Jateng, dr Yulianto Prabowo mengatakan, selama perkemahan kegiatan yang dilakukan, mulai jambanisasi di lima titik, pembuatan kebun Toga empat titik, pembuatan jalan refleksi enam titik. Kemudian benah rumah sehat dua titik dan pemberian PMT satu tutik, PSN dan larvasidasi, pendataan PHBS dan benah UKS.
“Kalau non fisik, seperti penyuluhan sanitiasi, non gizi, Germas, pola hidup sehat, bakti induk semang dan donor darah dan lainnya,” katanya.
Dalam kegiatan tersebut bersifat gotong-royong dan pemberdayaaan, sehingga banyak melibatkan masyarakat setempat. (G22-20)