Suara Banyumas - Berita Terbaru Seputar Purwokerto dan Banyumas Sekitarnya
  • Topik
  • Banyumasiana
  • Tren Digital
  • Pilihan
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
SUARA BANYUMAS
  • Topik
  • Banyumasiana
  • Tren Digital
  • Pilihan
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
Suara Banyumas - Berita Terbaru Seputar Purwokerto dan Banyumas Sekitarnya
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
Beranda Banyumasiana Cilacap

Pertumbuhan Awan Kecil, Kelembaban Udara Kering

Jumat, 25 Oktober 2019
Topik Cilacap
A A
Musim Kemarau di Cilacap, Waspadai Dampak Kekeringan

MENDUNG: Mendung bergelayur di langit Karangpucung Kabupaten Cilacap, Minggu (29/9). Sesuai prakiraan BMKG, wilayah setempat menghadapi masa transisi dari musim kemarau menuju ke musim hujan. (SB/Akbar Teha)

CILACAP – Lebih panas dan teriknya siang hari di Cilacap dalam beberapa waktu terakhir ini dipicu sejumlah faktor. Di antaranya potensi awan yang sangat kecil pertumbuhannya, sehingga sinar matahari langsung menuju ke permukaan bumi.

Hal tersebut disampaikan Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap, Teguh Wardoyo saat dimintai konfirmasi oleh Suarabanyumas.com, Kamis (24/10).

“Mengapa itu bisa terjadi karena ada pergerakan semu matahari. Jadi matahari posisinya di sisi selatan khatulistiwa. Kemudian tutupan awan sekarang kalau dilihat di satelit, di wilayah Jawa itu tutupan awannya sangat kecil sekali. Jadi hampir tidak ada awan di wilayah Jawa,” kata Teguh Wardoyo.

BacaJuga

BAZNAS Cilacap Buka Program Kurban 2025, Harga Terjangkau Mulai Rp 2,5 Juta

Sinergi Pemda Cilacap dan LAZ GSC, 1000 Sahabat Yatim Diajak Belanja Hingga Doa Bersama

Hal itu terjadi karena disebabkan adanya kecepatan angin yang cukup kencang di lapisan atas. “Jadi kalau ada awan tumbuh tersapu angin. Karena itu tutupan awan ini menjadi tipis bahkan kosong,” kata dia.

Tipisnya tutupan awan itu mengakibatkan sinar matahari langsung bisa menuju ke permukaan bumi. “Kondisi inilah yang kemudian menjadi terasa lebih kering dan panas,” kata dia.

Kondisi Panas

Keringnya kelembaban udara juga disebut menjadi pengaruh lain terhadap kodisi panas di Cilacap. Itu berdasarkan pemantauan dan analisa terhadap kondisi yang berlangsung akhir-akhir ini.

“Berdasarkan pemantauan dari peralatan yang ada di BMKG Cilacap ini, untuk suhu cenderung normal. Cuman untuk kelembaban udaranya itu memang relatif cukup kering. Kelembaban itu menandakan adanya kandungan uap air di udara,” kata dia.

Kondisi itu membuat hawa di wilayah terasa kering dan panas. “Sehingga dampaknya menjadi terasa menyengat di badan,” kata dia.

Terkait awal musim hujan di Cilacap, pihaknya masih mengacu pada prakiraan awal. Musim hujan diperkirakan mulai pengujung bulan ini, masuk dasarian ketiga Oktober.

Sekalipun diakui olehnya, curah hujan cukup minim dalam beberapa waktu terakhir ini. “Prakiraan awal musim hujan di Cilacap masih tetap. Akhir bulan nanti kami evaluasi, apakah akan ada perubahan atau tidak,” kata dia. (tg-60)

BagikanBagikanPinBagikanBagikanKirim
Sebelumnya

Tanda Tangan Elektronik Mempermudah Birokrasi

Selanjutnya

Lalin Pasar Majenang Direkayasa

Artikel Lainnya

PT Sumber Segara Primadaya Rilis Laporan CSR 2024: Fokus pada Pemberdayaan Masyarakat dan Pelestarian Lingkungan

Baznas Cilacap Luncurkan Fakultas Rukun Ternak, Dorong Kemandirian Ekonomi Melalui Peternakan Domba

Sorotan

Pilihan

Banyumasiana

Cerita & Jelajah

Topik

Serba - Serbi

Tren Digital

Inovasi & Teknologi
  • Profil
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Ketentun
DMCA.com Protection Status
©2025 Suara Banyumas

Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
  • Topik
  • Banyumasiana
  • Tren Digital
  • Pilihan

© 2025 Suara Banyumas

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In