Prospek industri kreatif di era digital saat ini makin menjanjikan. Generasi milenial yang sebagian rindu eksistensi, popularitas hingga nalar konsumerisme menjadi pasar yang menjanjikan. Konsumen lebih banyak membeli karena emosi, bukan karena ideologi.
“Pandai-pandailah melihat peluang di dalam era sekarang ini. Barang kerajinan tangan sangat efektif dipasarkan lewat pasar dalam jaringan (daring),” jelas Aulia el Hakim, pegiat Komunitas Bhinneka Ceria Purwokerto saat berbagi ilmu dalam Diskusi Kelas Kreatif dan Literasi Digital di Markas Sekolah Komunitas Luar(K)otak, di Pandansari, Ajibarang beberapa waktu lalu.
Menurut Hakim, dari pengalamannya memasarkan produk gambar dengan media kayu tersebut, mayoritas konsumen membeli produk dengan emosi. Hal inilah yang menjadi pertimbangannya untuk menekuni pemasaran produk kerajinan tangan. Dengan pemasaran daring, pasar generasi milenialpun khususnya kalangan mahasiswa dan pekerja di kota besarpun terambah.
“Dengan modal yang terbilang kecil, kita bisa mendapatkan untung yang cukup besar bahkan berlipat. Yang penting kita pandai melihat peluang. Soal produksi, kita bisa belajar dari internet. Pelayanan terhadap pembeli itu menjadi hal yang utama dan pertama,” ujar pria lajang yang juga menjadi pewarta di Banyumas.
Iapun berbagi soal kiat memasarkan produk secara efektif dan efisien menggunakan media sosial. Dengan kiat tertentu, seorang pemasar produk daring bisa memperoleh akses pasar yang cukup luas. Pemasangan iklan melalui media sosial dengan harga yang cukup terjangkaupun bisa meningkatkan efek penjualan produk.
“Adik saya juga bergiat di usaha yang sama meski tak serupa. Kalau dilihat dari materi, ia terbilang sukses. Karena meski masih usia 20-21 tahun telah bisa membeli kendaraannya sendiri. Tak hanya itu kini juga sudah banyak berkembang anak-anak muda yang menggeluti olahraga elektronik (e Sport),” jelasnya.
Meski pasar daring cukup menjanjikan, namun kualitas produk harus terus dipertahankan dan ditingkatkan. Hal ini penting agar pelanggan dan pasar tidak meninggalkan produsen. Apalagi dengan pasar daring, kompetisi produkpun cukup ketat.
“Untuk itulah, selain mengejar keuntungan, kita semestinya konsisten dengan kualitas produk. Jangan sampai pelanggan menyesal setelah membeli produk kita. Apalagi jika hal tersebut merupakan barang seni kerajinan,” kata Setyo Nurdiono, pelukis muda Banyumas.
Untuk memproduksi barang seni, seseorang diminta untuk bekerja keras dan cerdas. Dengan keberadaan media internet saat ini, seseorang bisa belajar membuat karya seni hingga dijual ke pasar langsung atau daring. Yang penting di era milenial saat ini adalah keberanian memulai dan tahan dalam mengarungi pasar global.
“Soal teknik menggambar atau membuat hasil kriya tangan lainnya, bisa dipelajari. Yang penting kita terus menempa diri untuk meningkatkan kualitas karya kita. Kalau karya bagus, maka suatu saat pasti akan dihargai maksimal oleh orang lain dan pasar,” ujarnya.(Susanto-)