PURWOKERTO – Sejak didirikan 2009, PT Banyumas investama Jaya (BIJ) mengklaim sudah menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dari sejumlah lapangan usaha yang dijalankan.
Perusahaan milik pemkab yang satu ini, selama ini terkesan ‘dianaktirikan’ dari BUMD yang lain, karena kiprah dan suntikan modalnya tidak pernah maksimal.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Banyumas, Srie Yono mengungkapkan, sesuai akte pendirian, lapangan usaha PT BIJ ada 11usaha. Namun yang baru dijalankan bidang enregi terbarukan dengan membangun sejumlah PLTA.
Selama dua tahun pembangunan, katanya, terserap sekitar 200 tenaga kerja untuk pembangunan proyek. Setelah beroperasi menyerap 20 tenaga kerja.
“Sekarang PT BIJ beserta afiliasinya telah memperoleh izin dari kementerian dan IMB dari pemkab. Untuk pembangunan enam PLTA baru yang direncanakan mulai 2020 untuk dua lokasi. Dan 2021 untuk empat lokasi,” jelasnya.
Srie Yono menjawab itu, karena keberdaan PT BIJI oleh sebagian masyatakat belum cukup dikenal. Termasuk dipertanyakan kalangan DPRD Banyumas. Perusahaan milik daerah yang paling muda ini, kini berbentuk persero sejak ditetapkan dengan Perda No 2 tahun 2019. Penganti Perda No 3 Tahun 2009, semula berbentuk BUMD.
Modal dasar saat pendirian dari APBD ditetapkan sebesar Rp 4 miliar, dicairkan tahun 2010 Rp 1 miliar dan tahun 2011, juga Rp 1 miliar. Setelah itu, pemenuhan komitmen pemkab ‘tertunda’ hingga dilakukan penyesuaian aturan baru.
Setelah ditetapkan dengan Perda No 2 tahun 2019, modal dasar dari APBD diubah menjadi Rp 10 miliar, dan sejuah ini baru direalisasikan Rp 2 miliar dan tambahan Rp 500 juta, rencana untuk penyertaan modal guna membiayai BRT Trans Banyumas, yang saat ini usulan raperdanya sedang dibahas komisi DPRD.
Lebih lanjut Srie Yono menjelaskan, bidang usaha lain yang sedang dijalankan, yakni agrobisnis dengan mengelola lahan 40 hektare lahan milik pemkab di Wangon. Lahan ini untuk budidaya tanaman keras tahunan di Desa Randegang Kecamatan Wangon.
Di usaha ini, katanya, telah melibatkan sekitar 50 orang tenaga kerja untuk masa tanam dan tiga orang untuk perawatan.
“Usaha baru yang sedang dirintis yakni di bidang wisata, bekerjasama dengan Palawi membuka wahana wisata baru jelajah alaam dengan kendaraan offroad dengan mengelola di petak 36 KPH Perhutani Banyumas Timur, seluas 6 ha. Ini melibatkan masyarakat sekitar 200 orang,” katanya.
Sedangkan dalam perencanaan ke depan, katanya, akan dibuka objek wisata terowongan KA Notog atau Terowng Notog Park dan objek wisata eks Jembatan KA Sungai Serayu (SRV), yang saat dalam proses perizinan di Dirjen Perkeretaapian Kementterian Perhubungan.
Diakui, dari 11 bidang usaha, belum bisa dilaksanakan semua karena keterbatasan sumber daya manusia dan permodalan. Namun ke depan, peluang usaha yang lain bakal dikembangkan dan digarap sehingga akan memberikan dampak manfaat lagi bagi masyarakat.
Menurutnya, 11 bidang usaha PT BIJ, yakni perdagangan, perindustrian, jasa, pertanian, perikanan dan perikanan. Kemudian bidang perkebunan dan kehutanan, pertambahangan, energi dan lingkungan hidup. Selanjutnya bidang perhubungan, pariwisata, pengelolaan air minum, pengelolaan limbah industri, kelistrikan dan lain-lain usaha yang terjangkau. (G22-20)