PURWOKERTO – Saldo rekening ribuan Keluarga Penerima Menafaat (KPM) program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kabupaten Banyumas, untuk Maret 2020 masih nol.
Akibatnya, mereka belum bisa membelanjakan komoditas pangan di agen (e-warung) yang ditunjuk. Padahal penyaluran BPNT bulan ini sudah berjalan sejak 23 Maret, dan diperkirakan selesai akhir bulan ini.
“Hasil pantauan dan laporan yang masuk ke kita (DPRD), banyak KPM yang saldonya masih nol. Saat digesek di agen, ternyata masih kosong, sehingga mereka belum bisa membelanjakan jatah uang Rp 200.000,” kata anggota Komisi III DPRD Banyumas, Setya Ari Nugroho, Kamis(26/3).
Menurut dia, seharusnya pihak dinas sosial dan Bank Mandiri bisa mengantisipasi hal tersebut, mengingat jika KPM tidak bisa membelanjakan bulan ini, berarti komsumsi untuk peningkatan gizi keluarga bisa terganggu.
“Kalau dirapel pada bulan depan, kan harus menunggu sebulan lagi. Belum lagi ini kan bisa menyulitkan agen dan pemasok komoditas bahan pangannya, karena penyalurannya ada yang tertunda,” kata wakil rakyat dari PKS ini.
Dari hasil pantauan dan laporan yang masuk, khusus penyaluran komoditas sayuran yang melalui jalur distribusi Koperasi Rasra Jakarta, di 22 kecamatan masih dikeluhkan para penerima (KPM). Jenis sayuran kentang ukurannya lebih kecil, jika dibandingkan dengan penyaluran yang dilakukan oleh pemasok lokal untuk lima kecamatan (uji coba pemasok lokal).
“Mungkin yang lewat Rasra mata rantainya panjang, sehingga harganya menyusut. Informasinya dari petaninya Rp 6.000 sampai ke agen Rp 8.500. Sedangkan yang lewat pemasok lokal ke agen dengan harga yang sama, namun barang yang diterima ukurannya lebih besar (kentang),” nilainya.
Untuk jenis komoditas pangan lain seperti beras, telur, tempe dan daging, pada penyaluran bulan ini kualitasnya terjaga baik jika dibanding penyaluran dua kali sebelumnya. Hal ini diharapkan bisa dipertahankan pada penyaluran berikutnya.
Sedangkan terkait melalui jalur distribusi Rasra, sesuai tuntutan dari kalangan agen dan para paguyuban pedagang lokal, mulai bulan depan bisa dialihkan ke mereka langsung,sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi lokal.
Alat Rusak
Anggota Komisi III lainnya, Sobirin mengatakan, untuk penyaluran di wilayah Purwojati sebagian besar sudah tersalurkan. Namun ditemukan sejumlah KPM yang belum bisa mengesek kartunya di agen karena alat gesek ada yang rusak. Sebagian lagi ada yang bisa gesek, namun saldonya nol.
“Kasihan mereka yang sudah berharap bisa mendapatkan jatah sembako bulan ini dari pencairan BPNT, tapi harus menunggu lagi. Ini harusnya bisa diantisipasi sebelumnya, supaya mereka tidak kecele,” kata wakil rakyat dari Partai Golkar asal Purwojati ini.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Penanganan Fakir Miskin Dinsospermades, Lili Mudjianto mengatakan, KPM yang belum menerima jatah pencairan ke rekeningnya, bulan ini jumlah lebih banyak. Jika di rata-rata per agen ada tiga KPM yang saldonya nol, maka dari total agen sebanyak 753 agen.
“Kalau dirata-rata tiga KPM yang belum menerima pencairan ada dua ribuan lebih dari total 146.097 KPM. Kalau bulan lalu hanya sekitar 20-30 KPM saja,” katanya.
Pihaknya sudah mengkonfirmasi kepada pihak Bank Mandiri. Hal itu terjadi karena ada masalah pada koneksi (jaringan) dan alat gesek sebagian agen. Pihak Bank Mandiri sedang mendata KPM mana saja yang belum masuk transfer ke rekening mereka.
“Dari transaksi nanti kelihatan. Ini masih kita rekap. Kalau bulan-bulan sebelumnya hanya sedikit, tapi sekarang ini jumlahnya luar biasa banyak sekali. Hampir disetiap agen ada saldo nol dan rata-rata di atas tiga KPM,”
jelasnya.
Permasalahan-permasalahan yang muncul pada penyaluran kali ini, akan dijadikan bahan evaluasi pada awal bulan depan. Pihaknya nanti juga akan berkonsultasi dengan dinas kesehatan, khususnya ahli gizi, terkait standar gizi dari jenis komoditas pangan yang disalurkan dalam program BPNT ini. Supaya dalam pembagian jumlah per barang yang diterima KPM sesuai dengan kadar ukuran kesehatan.(G22-60)