PURWOKERTO – Kelolosan Persibas Banyumas ke putaran nasional Liga 3 musim 2019 ini menjadi bukti bahwa pemain lokal daerah itu mampu bersaing. Sejak dulu masalah SDM sudah disampaikan ke pelatih, Persibas tak perlu latah mengambil pemain luar daerah.
Mantan Ketua Umum Persibas Banyumas Prof Drs Rubijanto Misman mengatakan, materi skuad Laskar Bawor mayoritas anak-anak setempat, kecuali satu penjaga gawang didatangkan dari daerah tetangga. Dengan kelolosan ke babak nasional, Persibas semakin percaya diri untuk memakai pemain setempat.
“Ini sesuatu yang baik bagi perkembangan sepak bola di daerah. Bibit-bibit pemain akan lebih bergairah,” kata mantan Rektor Unsoed Purwokerto ini, Selasa (3/12).
Menurut pengamatan Rubi, kekurangan materi pemain Persibas musim ini pada kondisi fisik. Pemain mampu tampil maksimal di babak I, setelah itu kehabisan stamina. Hal itu juga terjadi pada tim lawan, saat Persibas menjamu Persikasi Kabupaten Bekasi, Senin (2/12).
“Mungkin ini kelemahan pemain di negara tropis, fisik cepat habis.” ujar, Rubi yang menjabat ketua pada 1986-2003.
Setelah menang 3-0 atas Persikasi dan memastikan lolos ke putaran nasional, beberapa pecinta Persibas (termasuk di dalamnya manajemen dan pengurus) secara spontan memberi bonus untuk awak tim. Bebungah itu dikumpulkan Manajer Trisno Sudarso, untuk kemudian diserahkan kepada awak tim.
Dukungan
Seberapapun bonus itu, kata Manajer Tim Trisno Sudarso, merupakan bentuk perhatian dari para pecinta sepak bola Banyumas untuk klub kebanggaan daerah. Karena itu, dia meminta jangan dilihat nilainya, tetapi lihatlah perhatian dan dukungan. ”Semoga hal seperti ini terus tumbuh dan berkembang lama-lama menjadi besar.”
Pengusaha galian C yang kini anggota DPRD Banyumas itu mengaku menjadi manajer tim sepak bola ini merupakan pengalaman pertama, dan langsung lolos ke putaran nasional. Dia merasa bangga, terharu, tak lupa bersyukur kepada Allah SWT. Semua itu berkat kerja keras pemain, tim pelatih, manajemen, pengurus, dan dukungan semua pihak.
Kesan paling mendalam terjadi ketika timnya berhasilo membalikkan keadaan, dari tertinggal 0-2 dari Persikasi Bekasi, menjadi unggul 3-2. Gol ke tiga yang menjadi penentu kemangan dicetak menit 85, hanya lima menit menjelang bubaran. Iklim di tim juga kondusif, meski dalam keterbatasan. Honor terlambat, misalnya, tak mengubah suasana.
Menghadapi putaran nasional, manajemen dan pengurus akan mengadakan rapat. Trisno memiliki pandangan menambah pemain, karena regulasi membolehkan. Pemain yang diincar juga lokal Banyumas, namun di musim ini pada putaran Jateng membela klub lain, dan kini berstatus bebas. ”Tetapi keputusan setelah rapat.” (bd-60).