PURWOKERTO – Sampah yang menumpuk di lokasi penampungan sementara (TPS), KSM Kelurahan Arcawinangun Kecamatan Purwokerto Timur mulai tertangani. Sebelumnya, selama beberapa hari sampah menumpuk tersebut, banyak dikeluhkan warga yang lewat di jalur depan lokasi penampungan yang berada di tepi Jl Watu Gede, jalur penghubung dari Unsoed ke UMP atau sebaliknya dan jalur ke arah GOR Satria.
Selain itu, masalah tersebut juga dikeluhkan pelanggan sampah baik rumah tangga dan tempat usaha yang pengambilannya dilakukan oleh para operator atau pemungut sampah. Padahal iuran rutin bulanan sudah dibayarkan.
“Sejak Kamis kemarin sampai sore sudah dikerahkan 9 truk untuk mengatasi penumpukan sampah di Arca yang sudah dikeluhkan watga dan pengelolanya,” kata anggota DPRD Banyumas dari Fraksi PDI-P, Lulin Wusnu Prajoko saat sidak ke lokasi.
Lulin bersama anggota fraksi PDI-P lainnya, drg Andreas Kartikosari, sama-sama dari daerah pemilihan 1 Banyumas (kota) bergotong royong membantu mengerahkan truk pengangkut sampah tambahan, diluar armada dari dinas lingkungan hidup DLH). Mereka berdua juga menanggung biaya operasional pengangkutan sampah ke TPA di Patikraja.
“Ini kita usahakan Sabtu besok sudah bisa terangkut semua. Ini masih ada sekitar 15-20 truk lagi yang bisa diangkut. Kendalanya untuk menaikkan ke truknya masih pakai tenaga manual. Kita sudah minta dinas PU bisa meminjami alat berat yang kecil dan disanggupi hari ini (kemarin-red) dibawa ke lokasi,” katanya.
Penambahan
Untuk bisa mengangkut cepat, kata dia, dia berdua sejak Kamis (21/11) mengerahkan lima truk. Sedangkan dari DLH baru ada empat armada. Jika perlu ditambah, pihaknya siap mengerahkan armada lagi.
“Untuk pengangkutan sampah di kota kendalanya terbatasnya armada yang dimiliki DLH. Milik dinas hanya punya 10 armada. Padahal untuk wikayah kota saja harusnya ada sekitar 20-30 armada. Kita akan dorong di 2020, ada penambahan armada oleh dinas,” tandasnya.
Ketua KSM Arca Satria, Samsu mengatakan, sampah menumpuk tersebut, di antaranya dampak awal musim hujan, dimana truk pengangkut dari DLH tersendat masuk ke TPA Cunil di Patikraja. Untuk masuk ke lokasi TPA itu, katanya, jalanya licin, naik turun dan masih berupa tanah.
“Kalau normal jadwal angkut dari DLH dua hari sekali satu armada. Karena tertahan tidak terangkut beberapa hari akhirnya sampah menumpuk di sini (lokasi penampungan sementara). Padahal sampah dari warga dan pelanggan harus kita ambil terus,” katanya.
Di Kecamatan Purwokerto Timur, jelas dia, merupakan wilayah yang paling luas dan padat penduduk, sehingga produksi sampahnh dari masyarakat juga banyak. Hampir semua RW sudah masuk ke KSM. Pihaknya punya 24 tenaga pengangkut.
“Rata-rata per hari produksi sampah dari Arca antara 4-6 ton, sedangkan kapasitas abgkut truk sampah milik dinas maksimal 3 ton. Jadi karena telat mengangkut satu hari saja pasti dampaknya menumpuk,” katanya. (G22-37)