Sandal bandol, kerajinan unik dari Purwokerto ini telah menjadi bagian dari sejarah perekonomian masyarakat Kabupaten Banyumas atau Purwokerto. Sandal unik yang terbuat dari ban bekas ini, menjadi salah satu oleh-oleh khas Purwokerto yang diminati oleh wisatawan.
Menurut Daryanto, salah satu perajin sandal bandol, sudah sejak tahun 1950 an sandal bandol diproduksi oleh masyarakat di Banaran, Pasir Kidul, Purwokerto. Daryanto adalah generasi ketiga perajin sandal bandol Banaran yang mewarisi keterampilan membuat sandal bandol dari ayahnya.
Tahun 1997, Daryanto memutuskan melanjutkan usaha yang diwariskan keluarganya di Desa Keniten, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas. Perpindahan tempat tinggalnya ini tidak menjadi hambatan bagi Daryanto untuk terus berkreasi.
Keinginan kuat agar sandal bandol bisa diterima oleh pasar dan bisa terus memiliki peminat, menjadikan Daryanto terus berkreasi menciptakan desain-desain sandal baru dengan tetap mempertahankan bahan limbah karet ban.
Bolak-balik ke Siodarjo pun dia lakoni untuk ikut pelatihan tentang pengembangan produk dan menguji kualitas sandal buatannya.
“Selain berkreasi dengan desain sandal, saat ini kami sudah punya standar lem sendiri yang sudah teruji kekuatannya,” katanya.
Demi kenyamanan, bahan karet bleder yang merupakan karet limbah dari cetakan ban kini menjadi pilihan Daryanto dalam membuat sandal. “Sekarang pakai karet bleder limbah dari pabrik ban, agar sandal lebih nyaman,” ujarnya.
Bukan hanya desain dan kualitas yang terus dia kembangkan, Daryanto juga mencoba peruntungan dengan memasarkan sandal bandol buatannya memanfaatkan media sosial. Kini, Daryanto sudah mulai akrab berkomunikasi dengan pelanggan yang memesan sandal bandol buatannya secara online.
“Banyak pemesan dari luar Banyumas hingga luar jawa yang memesan sandal bandol secara online, mereka suka dengan sandal bandol karena keunikannya,” tambah Daryanto.
Daryanto optimis sandal bandol berbahan limbah ban yang masih dia pertahankan bisa memiliki pasar yang lebih luas dan akan terus berkembang.
“Ketika orang datang ke purwokerto, mereka selalu mencari mendoan, soto dan getuk goreng. Lalu kenapa kita tidak buat mereka untuk mencari sandal bandol,” pungkasnya. [YS]