PURWOKERTO – Ribuan anggota Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)-Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dan santri perwakilan sejumlah pesantren, mengikuti istighosah bersama, di Alun-alun Purwokerto, Senin (26/10).
Istighosah dengan prosedur protokol kesehatan ini untuk mendoakan bangsa Indonesia, khususnya warga Banyumas terhindar dari Covid-19. Karena sebelumnya, ratusan santri di Banyumas juga sempat terpapar Covid-19, di antaranya harus ada yang di karantina massal.
Panitia Istighosah, Muhammad Lukman mengatakan, kegiatan ini sekaligus rangkaian dari memperingati hari santri nusantara. “Kita istighosah dan berdoa bersama ini, supaya pandemi segera teratasi dan Banyumas tetap kondusif,” katanya di lokasi istighosah.
Ketua Pengurus Cabang IPPNU Banyumas, Monica Rahayu mengarahkan, peserta istighosah saat mau masuk ke alun-alun juga harus memakai masker, di cek suhu lebih dulu dan membuat jarak.
(Baca Juga : Hari Santri Harus Jadi Momen Santri Bergerak Tangani Covid-19)
“Yang mengikuti ini hanya perwakilan saja, masing-masing mengirimkan 50-100 peserta. Istighosah hanya salah satu rangkaian saja. Ada sholawatan. Kita memilih istighosah karena ini masih suasana pandemi, siapa tahu saat kita berdoa bersama, bisa dikabulkan,” katanya.
Menurutnya, sebagian besar peserta dari IPNU-IPPNU. Ada 27 PAC dan dua perguruan tinggi, yakni UNU dan IAIN Purwokerto. Kalau dari santri pondok pesantren hanya perwakilan saja.
Kepala Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, Akhsin Aedi menekankan, supaya santri dan para pelajar sebagai generasi penerus bangsa, bisa menjadi ahli zikir, ahli pikir dan ululazmi wal ashor.
Yakni ahli zikir yang selalu taat dalam keimanan kepada Allah SWT dimana pun dan kapan pun. Kemudian ahli pikir yang memiliki pengetahuan yang luas, serta ululazmi wal anshor yang memiliki wawasan dan keterampilan yang tinggi.
“Sehingga santri Banyumas, khususnya IPNU-IPPNU Banyumas memiliki masa depan yang mandiri sebagai calon-calon pemimpin bangsa,” pesannya.
Bupati Banyumas Achmad Husein dalam mengatakan, berdoa bersama ini bagian dari upaya batiniah untuk mencegah jangan sampai ada korban lebih banyak lagi dari pandemi Covid-19. Upaya lahiriah, kata Husein, pihaknya bersama berbagai pihak sudah berusaha maksimal untuk pencegahan dan penanganan pasien yang terpapar Covid-19.
“Untuk para santri dan para pelajar NU, mari kita lindungi para sesepuh seperti kiai dan guru-guru ngaji,khususnya yang rentan umur 60 tahun ke tas, khususnya yang memiliki penyakit pemberat,” katanya berharap. (aw-1)