PURWOKERTO – Sektor jasa usaha makanan dan minuman serta pariwisata di Kabupaten Banyumas dalam sebulan terakhir ini mulai tumbuh kembali, kendati belum ada kenaikan signifikan.
Ini menandakan kekhawatiran yang berlebihan dari dampak penyebaran Covid-19 sudah bisa disikapi secara cermat dan bijak dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan.
Kegairahan kembali sektor perekonomian ini sekaligus menujukkan ada fase titik balik dari kejenuhan menghadapi pandemi ini yang berdampak signifikan terhadap penurunan pendapatan, terbatasnya mobilitas sosial masyarakat dan melambatnya pertumbuhan ekonomi dan investasi daerah dalam semester pertama tahun 2020.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariiwisata (Dinporabupar) Kabupaten Banyumas, Azis Kusumandani menilai, tanda-tanda kebangkitan ekonomi daerah, khusus di sektor jasa usaha makanan dan minuman serta pariwisata saat memasuki awal bulan ini.
Untuk jasa perhotelan yang sudah buka sejak awal bulan ini atau sebulan sebelumnya, kata dia, rata-rata tingkat okupansinya antara 20-30 persen. Bahkan beberapa hotel sudah di atas 30 persen sampai 40 persen. Padahal sejak Maret lalu, banyak hotel dan penginapan memilih tutup sementara.
“Sekarang kita ‘kan tidak membatasi tamu atau kunjungan dari luar daerah ke sini. Yang penting sampai sini prosedur protokol kesehatan Covid-19, juga diterapkan,” katanya, Senin (13/7).
Dia mencontohkan, salah satu hotel di Baturraden, minggu lalu sempat menapatkan kunjungan tamu sampai 100 orang. Sektor UMKM yang berhubungan dengan dunia pariwisata juga sudah mulai banyak menerima pemesanan barang, seperti souvenir dan oleh-oleh khas Banyumas.
Sudah Menggeliat
Untuk jasa usaha makanan dan minuman yang sudah menggeliat, kata dia, seperti warung makan, restoran, jasa boga, katering dan cafe. Saat buka dan melayani pengunjung atau konsumen protokol kesehatan sudah diterapkan.
“Sejak awal sebenarnya hotel dan restoran tidak ditutup, tetap memberikan pelayanan tapi terbatas. Yang tutup karena ada perhitungan operasinal dan menghormati upaya bersama untuk penanganan Covid-19. Yang sementara belum mulai buka hanya dunia hiburan. Ini masih menunggu kondisi benar-benar aman,” ujarnya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Banyumas, Haris Subiyakto mengatakan, kebangkitan kembali ini, di antaranya dengan diikuti adanya inovasi kreativitas dalam menarik pengunjung, dengan protap Covid-19. Jumlah hotel dan restoran di Banyumas sendiri ada sekitar 2.500 sendiri.
“Dari sekitar 250 hotel dan restoran yang aktif an dan asuk anggota PHRI, yang sudah buka ada 50 persen. Selain karena ada karyawan yang harus diperjakan kembali, juga untuk menumbuhkan kembali mata rantai sektor ekonomi masyarakat,” katanya.
Dia mencontohkan, selama pandemi Covid-19 ini, dari 105 hotel dan restoran, karyawan yang dirumahkan sampai 6.000 orang. Sementara yang kena PHK sampai 500 orang.
“Ini laporan yang masuk data di PHRI dan ke dinas. Yang datanya tidak masuk kan jumlahnya lebih banyak lagi,” kataa dia seraya berharap pihak pemerintah, dunia perbankan dan sektor pendukung lain untuk bisa kembali bersinergi.
Ketua Komunitas Karaoke Banyumas (Kramas) Tri Putra Oktavianus mengatakan, pihaknya berharap ada solusi bijak dari pemkab supaya tempat karaoke dan jasa usaha hiburan lain bisa membuka usahanya kembali. Banyak karyawan yang harus dipekerjakan kembali supaya ada pemasukan kembali setelah dirumahkan.
“Dengan prosedur protokol kesehatan yang ketat pun kita akan ikuti. Dari sektor-sektor jasa usaha, yang belum boleh diizinkan buka sementara hanya jasa hiburan,” katanya. (G22-1)