PURWOKERTO – Kasus positif Covid -19 Kabupaten Banyumas mengalami lonjakan tajam selama September. Data terakhir yang terpapar Korona mencapai 582 kasus. Dari jumlah itu yang sembuh 368 kasus dan meninggal 12 kasus. Klaster pondok pesantren merupakan penyumbang pasien poisitif terbanyak.
Sekretaris Daerah Banyumas Wahyu Budi Saptono mengatakan, untuk klaster pondok pesantren, sampel dari Pondok Pesantren Al Hidayah Purwokerto sebanyak 631. Hasil temuan positif berjumlah 328 kasus.
“Dari 328 kasus yang positif Covid -19, saat ini sudah 20 santri yang sembuh. Kebanyakan anak muda, dan kita berharap semakin banyak yang sembuh,” katanya dalam keterangan pers bersama dinas kesehatan dan Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) dan Robithoh Ma’ had Islamiyyah ( RMI) Banyumas, di Pendapa Sipanji Purwokerto, Kamis (1/10).
Untuk hasil tes swab, lanjut Wahyu, hasilnya keluar secara bertahap. Yakni tanggal 24 September, kemudian tanggal 26 September dan terakhir 30 September. Sebagai tindak lanjut, santri yang memiliki gejala sakit menjalani perawatan oleh rumah sakit. Sedangkan yang sehat menjalani karantina.
“Yang dirawat dirawat di RSUD Banyumas ada 17 orang dan siaga Medika 3 orang,” katanya.
(Baca Juga: Covid-19 Banyumas, Kasus Positif Capai 484 Orang)
Juru bicara FKPP dan RMI Enjang Burhanudin mengungkapkan, sebenarnya sejak awal pandemi Covid-19, pondok pesantren sudah menerapkan lockdown. Namun saat pemerintah mengumumkan adaptasi kebiasaan baru, maka mulai berjalan lagi dengan tetap memakai protokol Covid-19.
Surat Rekomendasi Sehat
“Saat penerapan new normal, santri kembali masuk pondok pesantren. Mereka yang dari luar daerah juga membawa surat rekomendasi sehat. Sesampainya di pesantren para santri juga dicek oleh puskemas setempat,” ungkapnya.
Menurutnya, saat ini 95 persen kondisi santri baik baik saja dan sehat. Selain itu pihak wali murid juga mendapatkan update informasi, sehingga tidak ada lagi kegaduhan.
Untuk mencegah penyebaran virus korona, pondok pesantren juga sudah membentuk Tim satgas covid dan terapkan protokol Kesehatan.
“Kami lakukan ikhtiar lahir batin, kasus yang terjadi ini bisa jadi pembelajaran, bagi kita semua. Covid-19 bisa menyerang siapapun,” katanya.
Menurutnya, aktivitas pada sejumlah pondok pesantren berhenti sementara hingga menunggu situasi pulih. Terkait upaya pencegaha, pengurus pesantren melakukan kerja sama dengan Dinkes dan Pemkab. (aw-2)