PURWOKERTO – Sejumlah harga komoditas bahan pangan pada September 2019 secara umum turun. Penurunan ini mendorong laju deflasi di Kota Purwokerto.
Berdasarkan hasil pemantauan harga oleh Badan Pusat Statistik Banyumas, terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 134,79 pada Agustus 2019 menjadi 134,11 pada September 2019.
Adapun beberapa komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar selama September 2019, antara lain cabai merah 0,39 persen dan daging ayam ras 0,13 persen.
Kemudian, bawang merah memberi andil 0,12 persen, cabai rawit 0,11 persen, dan cabai hijau 0,05 persen. Bawang putih dan telur ayam ras masing-masing memberi andil 0,04 persen dan pir 0,03 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil pembentukan deflasi di Kota Purwokerto, hanya kelompok bahan makanan 0,67 persen. Sedangkan
empat kelompok pengeluaran lainnya memberikan andil inflasi.
Diantaranya, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,11 persen, kelompok perumahan 0,04 persen, kelompok sandang 0,01 persen, dan kelompok kesehatan 0,01 persen.
“Untuk kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan tidak memberikan andil inflasi maupun deflasi yang signifikan,” kata Kepala BPS Purwokerto, Edy Aprotuwiyono.
Dengan perkembangan itu, Kota Purwokerto pada September 2019 deflasi 0,50 persen. Deflasi Kota Purwokerto menempati peringkat ke-1 dari 6 kota di Provinsi Jawa Tengah yang diamati perkembangan harganya. Semua kota di Jawa Tengah deflasi. Sedangkan deflasi terendah ada di kota Kudus 0,16 persen.
Lebih lanjut Edy Aprotuwiyono mengatakan, bila dilihat perbandingan inflasi tahunan secara umum, menurut penghitungan inflasi tahun kalender 2019 (Januari-September) adalah terjadi inflasi 1,70 persen.
Ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan 2018 (pada periode yang sama inflasi 1,76 persen). Untuk inflasi year on year (yoy) pada 2019 ialah 2,92 persen (lebih tinggi dibandingkan dengan 2018 sebesar 2,83 persen). (H60-20)