PURWOKERTO – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, mendorong pengelola rumah ibadah di Banyumas memanfaatkan QR Code Indonesian Standard (QRIS).
Pemanfaatan ini untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin berdonasi secara digital. Apalagi, transaksi digital lebih mudah, murah, efisien dan aman.
“Kami mengenalkan QRIS karena transaksi ini memberikan kemudahan bagi masyarakat,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Agus Chusaini, Rabu (2/10).
Ia mengatakan itu saat ditemui usai sosialisasi soil level, ciri-ciri keaslian uang rupiah dan QRIS di ruang rapat BI Purwokerto. Sosialisasi ini kerja sama dengan Kementerian Agama, Majlis Ulama Indonesia, Masjid Agung Baitussalam, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah Kabupaten Banyumas, Badan Musyawarah Antargereja, dan Keuskupan wilayah Purwokerto.
Menurut dia, untuk memiliki QRIS rumah ibadah lebih dulu mendaftarkan diri ke perbankan atau perusahaan jasa sistem pembayaran. QRIS ini bertujuan mendorong efisiensi transaksi, dan mempercepat inklusi keuangan.
Keuntungan lainnya, pengelola rumah ibadah dapat mengelola keuangannya dengan baik. Rumah ibadah tidak perlu menghitung uang secara manual. Mereka juga tidak terpapar peredaran uang palsu dan tidak perlu setor ke bank.
“Perincian aliran uang yang masuk dari donatur tercatat dengan baik,” katanya.
Dia berharap, setelah kegiatan sosialisasi pengelola rumah ibadah di Banyumas sudah menggunakan QRIS. Mereka menyediakan fasilitas kepada jemaah yang ingin berdonasi secara digital.
“Memang kotak amal tidak bisa dihilangkan, tapi paling tidak rumah ibadah menyediakan fasilitas secara digital. Jadi tidak hanya secara fisik, tapi transaksi digital bisa dilakukan,” katanya.
Sosialisasi ini, kata dia, akan terus dilakukan supaya masyarakat awareness, sehingga bisa menggunakan QRIS. “Kami terus sosialisasi ke masyarakat agar menggunakan QRIS. Kalau banyak yang menggunakan maka akan mengurangi peredaran uang kartal,” katanya. (H60-20)