BANYUMAS – Lebih dari 1.000 rumah warga di Kabupaten Banyumas, terendam banjir lantaran Sungai Serayu meluap, Kamis (3/12). Air sungai mulai menggenangi rumah warga sejak pukul 05.00 dini hari.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Titik Puji Astuti mengatakan, selain di wilayah Kecamatan Banyumas, rumah yang terdampak banjir tersebar pada sejumlah desa di Kecamatan Kembaran, Kalibagor, Somagede dan Rawalo.
Berdasarkan pendataan sementara di Kecamatan Kalibagor tercatat sebanyak 300 rumah terdampak. Sementara di Desa Kedunguter, Kecamatan Banyumas 65 rumah dan di Kecamatan Somagede hampir 600 rumah terdampak.
“Kalau secara keseluruhan mungkin lebih dari 1.000 rumah. Kami masih melakukan pendataan, ini personel kami dibagi-bagi ke wilayah terdampak. Hari ini kita belum buka dapur umum. Untuk sementara kami pasok bahan makanan,” kata Titik, ujarnya, saat meninjau banjir di Desa Kedunguter, Kecamatan Banyumas, Kamis pagi.
Dia mengatakan, banjir tersebut diakibatkan luapan dari Sungai Serayu. Berdasarkan laporan, Sungai Serayu meluap karena curah hujan tinggi, sesuai prakiraan cuaca BMKG. Tidak hanya Sungai Serayu, sejumlah sungai yang melintasi wilayah Banyumas juga meluap.
(Baca Juga: Serayu Meluap, Sejumlah Jalan dan Desa Terendam)
Adapun lokasi paling terdampak yaitu di Grumbul Bonjok, Desa Sokawera, Kecamatan Kalibagor dan Desa Kalicupak, Kecamatan Somagede. Tim gabungan BPBD Banyumas maupun Basarnas dan relawan Tagana segera mengevakuasi warga.
“Tadi saya baru evakuasi di Desa Kalicupak (Kecamatan Kalibagor) tingginya sampai sedada, kemudian di Desa Sokawera, Kecamatan Somagede tingginya juga sama. Di Rawalo juga ada (rumah terendam),” ungkap Titik.
Warga Mengungsi
Berdasarkan pantauan, puluhan warga terdampak banjir di Desa Kedunguter, Kecamatan Banyumas juga mengungsi di masjid At Taqwa dan rumah-rumah warga desa setempat.
Demikian halnya dengan ratusan warga Grumbul Bonjok, Desa Sokawera, Kecamatan Somagede. Mereka dievakuasi menggunakan perahu karet menuju ke balai desa dan rumah-rumah tetangga desa.
Titik mengaku tidak menyangka Sungai Serayu akan meluap dan menggenangi permukiman warga. Sebab, peristiwa banjir ini merupakan sangat jarang terjadi.
“Ini yang Sungai Serayu yang tidak kami duga awalnya. Katanya kejadian (banjir) ini menurut informasi dari warga sekitar 20 tahun lalu,” kata Titik. (ns-2)