PURWOKERTO – Setoran bulan dana PMI (Palang Merah Indonesia) dari lingkungan sekolah di Kabupaten Banyumas, saat ini terus dioptimalkan. Pasalnya realisasi setoran dana PMI sampai saat ini baru mencapai sekitar 24 persen dari target yang ditetapkan sekitar Rp 2 miliar.
Ketua PMI Kabupaten Banyumas, Dibyo Yuwono mengatakan, informasi setoran sementara dari seluruh unit pengumpul dana (UPD) yang ada, jumlah kupon yan beredar sebanyak 2.719.600.000 dari sebanyak 480 UPD.
”Jumlah setoran dana PMI untuk sementara mencapai Rp 662.351.550. Sekitar 24 persen dari target yang ditetapkan,” ungkapnya dalam acara evaluasi bulan dana PMI di Kantor Dinas Pendidikan, kemarin.
Untuk Korwilcam (Koordinator Wilayah Kecamatan) Dinas Pendidikan terkumpul dana sebesar Rp 583.800.000 yang berasal dari 27 kecamatan atau sekitar 21 persen dari jumlah kupon yang beredar.
Kemudian untuk sub rayon terkumpul dana Rp 274.500.000 dari tujuh sub rayon atau baru terealisasi sekitar 10 persen dari jumlah kupon yang beredar.
Sementara Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Banyumas, Didi Rudwianto mengatakan, pihaknya mendorong sekolah untuk menyampaikan permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan penggalangan dana PMI.
”Kalau ada kendala atau hambatan di lapangan, tolong sampaikan ke Dinas Pendidikan untuk dicarikan jalan keluarnya,” jelas dia.
Belum tercapainya target juga terjadi pada kantor kecamatan. Bahkan berdasarkan hasil evaluasi untuk realisasi pengumpulan dana PMI masih di bawah 20 persen. Padahal akhir November harus sudah selesai.
Kegiatan Kemanusiaan
Menurutnya, keberadaan dana ini cukup penting untuk mendukung kegiatan kemanusiaan. ”Gerakan ini merupakan gerakan kemanusiaan yang tujuannya untuk lebih melatih kepekaan sosial masyarakat. Kalau hanya mengandalkan dari dana APBD jelas sangat terbatas,” ujarnya.
Keberadaan dana tersebut dapat dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan kemanusiaan, seperti pengadaan air bersih bagi masyarakat yang kekurangan air bersih. Selain itu, untuk membantu korban bencana longsor, angin puting beliung dan lain-lain.
Terkait dengan kekeringan, lanjut dia, jumlah desa di Kabupaten Banyumas yang membutuhkan bantuan air bersih termasuk banyak. Awalnya ada sebanyak 38 desa dari 11 kecamatan yang membutuhkan suplai air bersih. Namun setelah dilakukan evaluasi, jumlahnya sekarang mencapai sekitar 78 desa atau naik dua kali lipat.
Dia menilai, bila pengadaan air bersih tersebut hanya mengandalkan dana dari APBD, maka jelas tidak mencukupi. Padahal kegiatan droping air bersih hampir berlangsung 24 jam.(H48-)