BANJARNEGARA – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Pj Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto agarr segera menetapkan status darurat bencana.
Langkah tersebut untuk percepatan penanganan kerusakan akibat bencana menggunakan dana Belanja Tak Terduga (BTT) dari APBD.
Hal tersebut disampaikan Ganjar saat meninjau lokasi tanah longsor di Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa, Kamis (27/10).
Bencana longsor yang terjadi di Banjarnegara sejak sebulan terakhir menyebabkan banyak kerusakan infrastruktur.
Baca Juga : 1-000 Warga Desa Suwidak Terisolasi
“Penanganan infrastruktur, Bupati perlu segera menyatakan darurat agar BTT bisa dipakai,” katanya.
Ganjar mengatakan, cuaca ektrem diperkirakan masih lama.
Dia meminta agar dipasang detektor longsor atau early warning system
(EWS) di lokasi yang rawan longsor. Apalagi, Banjarnegara juga memiliki EWS karya warga setempat yang harganya tidak terlalu mahal.
“Biar lebih cepat, perlu kita carikan sponsor dari CSR,” ujarnya.
Relokasi
Terkait banyaknya rumah warga yang rusak dan terancam longsor, Ganjar menilai solusi yang tepat yakni dengan merelokasi warga.
Apalagi, pergerakan tanah masih terus terjadi hingga saat ini.
“Tanggap darurat, biasanya kalau sudah begini ya relokasi. Dan tadi saya tanya pengungsi mau tidak direlokasi, jawabnya yang penting selamat,” katanya.
Baca Juga : Lokasi Pembangkit PLTP Dieng Unit-2 Belum Ditetapkan
Ganjar memberikan apresiasi atas kerja cepat BPBD dan sukarelawan dalam menangani bencana.
Saat ini juga tengah dilakukan pembukaan jalan alternatif untuk memulihkan aktivitas warga.
Kepala BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto mengatakan, Desa Bantar dan Suwidak merupakan zona merah bencana longsor.
Berkali-kali
Kejadian longsor sudah berkali-kali terjadi di dua desa tersebut, namun kali ini merupakan yang terparah karena merusak jalan penghubung antardesa.
“Sampai saat ini tanah masih terus bergerak,” terangnya.
Kades Bantar Eko Purwanto mengatakan, longsor terakhir di lokasi tersebut pernah terjadi pada tahun 2020 lalu. Selain merusak akses jalan dan rumah warga, longsor juga merusak lahan perkebunan salak.
“Ada sekitar seluas 2,5 hektare kebun salak yang hilang terbawa longsor,” terangnya.
Berdasarkan data Posko Bencana di Desa Bantar, jumlah warga terdampak longsor di Desa Bantar sebanyak 156 jiwa dan 30 jiwa mengungsi.
Baca Juga : 327 PNS Naik Pangkat Ini Pesan Pj Bupati Banjarnegara
Sedangkan dari Desa Suwidak, ada 962 warga yang terdampak dan 55 jiwa mengungsi. Sedangkan kondisi kesehatan pengungsi, beberapa mulai mengalami gejala demam.
Dinas Kesehatan Banjarnegara membuka posko kesehatan di lokasi untuk melayani pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis bagi warga dan sukarelawan yang bertugas.(cs-7)