PURWOKERTO-Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) memberikan perhatian kepada kalangan mahasiswanya yang tidak bisa mudik atau tertahan karena dampak Covid-19. Sejak pandemi Covid-19 merebak, aktivitas akademik berbasis tatap muka dihentikan, diganti secara online dari rumah.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UMP, Ahmad Darmawan mengatakan, mahasiswa yang tidak bisa pulang kampung, mendapat paket sembako untuk perbekalan selama masih di Purwokerto.
Selain ke mahasiswa, pihaknya juga memberikan bantuan ke masyarakat, di antaranya di sekitar kampus yang terdampak Covid-19, terutama para pelaku UMKM, karena peran mereka selama ini juga ikut membantu keberadaan UMP.
Menurutnya, pemberian bantuan ini sudah dilakukan sejak awal Covid-19 merebak. Pihak kampus langsung mengalokasikan anggaran untuk memberikan bantuan ditambah dengan donasi dari para dosen serta karyawan UMP.
“Kita sediakan lebih dari 3.000 paket sembako dan untuk hari ini, yang disalurkan 1.000 paket untuk mahasiswa,” katanya, Selasa (28/4).
Penyebaran Covid-19, katanya, sudah berdampak sangat signifikan terhadap perekonomian, termasuk kepada para orang tua mahasiswa. Karena itu, tidak hanya mahasiswa yang tertahan di tempat kos saja yang dibantu, tetapi juga mahasiswa dari Banyumas, Purbalingga dan sekitarnya yang orang tuanya juga mengalami kesulitan ekonomi.
“Mereka kita minta mendaftar melalui aplikasi google form, begitu pula dengan masyarakat sekitar kampus. Sejak kampus menerapkan belajar di rumah, banyak warung makan yang tutup, sehingga para pelaku UMKM ini juga kita bantu,” terangnya.
Dijelaskan, ada tiga jenis paket sembako berupa beras, gula pasir dan sebagainya, kemudian paket makanan kering, seperti biskuit, susu dan lainnya, serta paket sabun cuci, sabun mandi dan sejenisnya.
“Ada tiga paket yang disediakan dan mahasiswa bisa memilih sesuai dengan yang dibutuhkan. Pemilihan paket bantuan ini juga sebelumnya sudah diajukan melalui google form, sehingga saat datang tinggal mengambil sesuai pesanan,” jelasnya.
Prosedur Aman
Dalam memberikan paket bantuan, UMP juga mengedepankan prosedur yang aman, yaitu dengan pembagian jam pengambilan untuk menghindari kerumunan, hingga pemeriksaan suhu tubuh dan kesehatan di awal. Saat masuk, semua mahasiswa juga diwajibkan untuk cuci tangan menggunakan sabun.
Adit mahasiswa UMP asal Jakarta mengatakan, sejak ada pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar di wilayah Jakarta dan sekitarnya, ia terpaksa tidak bisa pulang. Mau tidak mau harus bertahan sementara waktu di Purwokerto, tinggal di rumah indekos.
“Saat dibantu pihak kampus, saya minta makanan yang kering, jadi tidak perlu repot memasak, bisa dimakan sambil belakar di kos,” tuturnya.
Rektor UMP, Dr Anjar Nugroho mengatakan, menanggapi kondisi pandemik Covid-19 yang saat ini masih berkembang, UMP telah melakukan berbagai aksi secara cepat untuk dapat memberikan bantuan. Di antaranya disalurkan untuk kalangan mahassiwa dan karyawan.
Mulai dari pembagian hand sanitizer gratis, mendirikan posko Covid-19, membagikan sembako, sampai memperdayakan komunitas duafa. “Kami berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam mengendalikan penyebaran pandemi ini dengan apapun yang dapat kami lakukan,” katanya.(G22-):