PURWOKERTO – Memperingati Hari Ibu, 22 Desember tahun 2021, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menyerukan kepada semua kalangan untuk menghentikan segala bentuk praktik tindak kekerasan dan pelecehan seksual terhadap kaum perempuan di Indonesia.
Pasalnya, hingga saat ini berbagai kasus kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan, termasuk ibu masih marak terjadi.
”Saya sangat sepakat, pelecehan, kekerasan, ekploitasi terhadap perempuan adalah tindakan yang sangat tidak bermoral dan menciderai semangat kita yang menghormati ibu. Mari di momen hari ibu tahun ini, kita stop kekerasan, pelecehan dan eksploitasi terhadap perempuan,” kata Rektor UMP, Dr Jebul Suroso usai memasak bersama dengan bupati dan wakil bupati Banyumas menandai peringatan Hari Ibu, di lantai 3 gedung Rektorat UMP, Rabu (22/12/2021).
Rektor mengajak hak-hak perempuan harus dihormati, bahkan harus diberi perlindungan dan kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri dan berkiprah untuk masyarakat, bangsa dan negara.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap ibu atau kaum perempuan, kata dia, di UMP sendiri banyak dosen dan karyawan dan pimpinan kampus dari ibu-ibu. Mereka adalah salah satu tonggak penggerak keberhasilan UMP hingga saat ini. Pihaknya juga mengpreasiasi perempuan Indonesia yang hingga saat ini sudah memwarnai perjalanan bangsa ini.
”Perempuan di UMP bisa sampai 50 persen. Untuk jabatan delapan kepala biro, lima diisi perempuan. Kemudian kepala program studi juga perempuan,” katanya.
Rumah Ibu
Dengan tagline peringatan, belajar dari perempuan tangguh, lanjut Rektor, bahwa UMP adalah rumah ibu. Ibu adalah sosok yang harus terus didukung.
Jebul sangat bangga dengan sosok seoarang ibu. Kendati ia kini sudah seorang yatim piatu, ia sangat menghormati dan menghargai sosok ibu.
”Banggalah yang masih memiliki sosok ibu, karena ibu adalah sosok yang paling berpengaruh dalam hidup kita. Keberhasilan kita juga sangat tergantung kepada ibu, karena berkat doa dan
ridhonya. Misalnya sebelum kita kontak dengan yang lain, pasti pertama dengan ibu,” katanya menggambarkan.
Dalam peringatan ini, pihak UMP juga mengisi dengan acara masak bersama dari bapak-bapak untuk ibu. Kali ini UMP mengajak Bupati Achmad Husein dan Wakil Bupati Sadewo Tri Lastiono memasak nasi goreng.
Para suami yang memasak ini merupakan simbol penghargaan atas perempuan yang tangguh.
Baca Juga : Prodi Sejarah FKIP UMP Evaluasi Program Kampus Mengajar
Perempuan tangguh ini mulai dari mereka yang berkarya atau bekerja hingga sukses dalam mendidik anak-anaknya.
”Kita (laki-laki-red) masak ini hanya sebagai simbol penghormatan. Dan laki-laki juga layak untuk meringankan beban ibu-ibu. Keberhasilan laki-laki juga berkat karena ibu, dan keberadaan kita juga karena ada ibu,” kata Jebul.
Wabup mengapresiasi kaum ibu dengan kalimat, di balik laki-laki yang sukses, dipastikan ada perempuan hebat yang mendukung dan mendampingi.
”Ini nyata adanya. Di Indonesia, banyak sekali perempuan-perempuan hebat yang telah mendedikasikan dirinya untuk negara, mulai dari para pahlawan perempuan sampai para wanita yang berkarya saat ini,” kata Sadewo yang juga mahasiswa UMP program S2 ini.(aw-7)