PURWOKERTO – Melandainya angka kasus Covid-19 yang di ikuti pelonggaran kegiatan masyarakat oleh pemerintah membawa angin segar bagi banyak orang, termasuk para pelaku usaha Warmindo (Warung Makan Indomie).
Tak di pungkiri, semasa pandemi beberapa waktu lalu ada banyak usaha yang terpaksa tutup. Termasuk usaha warung makanan.
Tetapi, hal serupa nampaknya tak terjadi pada Warmindo. Tentu Warmindo juga terdampak pandemi ini, tetapi mereka bisa bertahan walau dengan omzet pas-pasan.
Baca Juga : museum-pangsar-soedirman-rutin-dirawat/
Salah satunya, Warmindo Mirasa Tujuh milik Atep yang terletak di Jalan Gunung Muria no. 8, Grendeng, Purwokerto Utara sekitar Universitas Jenderal Soedirman.
Atep mengaku omset yang di dapatnya semasa pandemi itu menurun drastis. Namun, dia bersyukur warungnya masih bisa bertahan hingga kini.
“Alhamdulillah, untuk warung Mirasa Tujuh selama pandemi kemarin tidak tutup sama sekali meski omzet tidak menentu (turun),” ujar Atep (Selasa, 24/5)
Pria asal Tirtawangunan, Kuningan yang akrab di panggil A’Atep ini menuturkan, mahasiswa semester akhir yang tengah penelitian skripsi dan anak rantau yang tidak pulang ke kampungnya banyak menjadi pelanggan setia di warungnya.
Hal itu juga yang mendorong ia untuk tetap bertahan di tengah kondisi sulit.
Warmindo bukan hal baru bagi Atep. Ia telah bekerja di warung makan indomie milik orang lain sejak 2006 silam, dari Yogyakarta, Semarang hingga ia merintis Warmindo miliknya sendiri di Purwokerto sejak tahun 2017.
Mengakrabkan diri dengan mahasiswa pun menjadi strategi A’Atep menjalankan usahanya. Tak heran, warung Mirasa Tujuh selalu ramai, bahkan sudah membuka cabangnya yang pertama tak jauh dari warung utama.
Cabangnya ini ia beri tambahan nama “Primadona”. A’Atep pun sudah di bantu oleh beberapa orang. Ia membuka lapangan pekerjaan.
Bukan tanpa alasan warung makan indomie di gemari oleh kebanyakan mahasiswa. Selain mudah di temukan di sekitar kampus. Warmindo lebih dari sekadar tempat makan. Warung makan indomie menawarkan tempat nongkrong murah meriah tak di bedakan.
“Di sini, punya uang sepuluh ribu sudah bisa dapat makan, minum, rokok, jadi kalau mahasiswa jenuh sama tugas, punya uang sepuluh ribu sudah bisa nongkrong di Warmindo,” ucap Atep.
Hal senada di utarakan oleh beberapa pelanggan setia warung makan indomie yang di temui.
“Seminggu ada 3-5 kali ke Warmindo, suka karena harganya terjangkau dan asik buat nongkrong,” ujar Arif Naufal (22), mahasiswa Fakultas Peternakan Unsoed itu kemudian menambahkan harapannya, yakni bisa di tambah variasi menu makanannya agar lebih banyak pilihan.
“Poin plusnya karena buka 24 jam ya, jadi kalau malam-malam kelaparan, nggak usah bingung langsung ke Warmindo, harganya juga murah,” ujar Prasetyo, mahasiswa lainnya.
Prasetyo menambahkan, dirinya berharap Warmindo dapat menambahkan fasilitas, misal WiFi gratis.
Fasilitas WiFi gratis memang selalu menggiurkan. Nasib mujur, di Purwokerto khususnya Grendeng, warung makan indomie yang menyediakan fasilitas Wifi gratis sudah banyak. Salah satunya Warmindo WP2 milik Siti Nuraeni.
Baca Juga : forum-jasa-keuangan-diminta-buat-terobosan
Warmindo yang juga terletak di Jalan Gunung Muria, Grendeng ini baru di buka sekitar empat bulan lalu, atau awal tahun 2022 ini.
Sebelumnya, perempuan asli Purwokerto ini membuka warung warung makan indomie di rumahnya sejak 2016. Kegemarannya memasak, mengantarkan dia berani membuka Warmindo di sekitar kampus ini.
“Buka Warmindo dari tahun 2016 tetapi di rumah, di Grendeng ini baru mau jalan empat bulan, awalnya tidak sengaja, ya karena saya suka masak aja,” ujar Eni.
Warung makan indomie milik Eni itu bernuansa cafe yang sejuk dan nyaman, pengunjung juga bisa menikmati WiFi gratis tanpa minimal pembelian. Meski demikian, harga yang di banderol tak jauh berbeda dengan Warmindo lainnya.
“Kami menyediakan Free WiFi ya di sini, pelanggan juga di bebaskan waktunya mau berapa lama, tetapi tidak 24 jam, kami tutup di jam tiga pagi,” lanjutnya.
Warmindo memang peluang usaha yang tak bisa di remehkan. Target pasar kepada mahasiswa menjadikannya tak pernah sepi pelanggan. Harga yang terjangkau, kemudahan jangkauan hingga suasana menyenangkan yang di hadirkan menjadikan warung makan indomie sebagai penyelamat dan jalan ninja para mahasiswa.
Para pengusaha warung makan indomie pun berharap warungnya dapat beranak pinak, membuka banyak cabang hingga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.(MG01-7)