PURWOKERTO – Kabupaten Banyumas sementara ini dinyatakan masih aman dari penyebaran virus Covid-19. Namun untuk antisipasi penyebaran virus tersebut, penanganan pencegahan dilakukan seperti saat terjadi kejadian luar biasa (KLB).
“Kita kerja keras untuk pencegahan, seakan-akan seperti kejadian luar biasa (KLB), tapi ini tidak ada pernyataan KLB, tapi kita kerjanya seperti KLB,” kata Bupati banyumas Achmad Husein, saat menyampaikan keterangan pers, di ruang Joko Kaiman Pendapa Si panji Purwokerto, senin (16/3).
Pihaknya tidak perlu menerapkan KLB seperti halnya Solo. Namun berbagai upaya maksimal dilakukan. Seperti sosialisasi ke masyarakat dengan penempelan stiker bertuliskan tata cara pencegahan virus tersebut, di rumah-rumah warga. Ada sekitar 800 ribu stiker bakal dicetak.
“Untuk waktu 14 hari ke depan, kita juga terus melakukan pemantauan ke warga-warga yang masuk dalam kategori orang dalam pantaun (ODP). Per hari ini (kemarin-red) sudah ada 202 warga yang masuk ODP. Per hari yang kita pantau ada kenaikan 15 orang. Ini hasil laporan dari desa-desa dan Puskesmas,” katanya.
Mereka yang dipantau, katanya, di antaranya para TKI yang baru pulang maupun yang baru bepergian dari luar negeri atau wilayah yang terjangkit di Indonesia.
Dari jumlah ODP 202, jelas dia, 13 orang mengalami sakit ringan, namun tidak perlu dirujuk ke rumah sakit atau rawat jalan. “Sekarang yang suspect maupun konfirmasi positif sudah nol, jadi sementara ini Banyumas aman,” tandas dia.
Upaya antisipasi yang lain, lanjut Husein, pihaknya menambah ruang isoliasi atau karantina sebanyak 27 ruang. Yakni 4 di RSUD Banyumas, 2 di RSUD Ajibarang, 11 di Pukesmas Pekuncen dan 10 di RS Mata. Namun yang khusus untuk rujukan pasien yang diduga terkena Covid-19, katanya, hanya 6 ruang, yakni di RSUD Banyumas dan Ajibarang.
Untuk warga Banyumas yang pulang bekerja dari luar negeri, kata Husein, mereka juga diminta tidak perlu resah. Jika ada gejala atau tanda-tanga deman dan batuk, diminta lapor dan nanti petugas medis akan datang ke rumah untuk dibawa.
“TKI-TKI yang pulang kita pantau dan dicek kondisi mereka. Kita datangi mereka. Mereka ini yang masuk dalam ODP. Bagi yang tidak terdata, harus ada kejujuran habis pulang dari negara-negara pandemi atau daerah yang
terjangkit,” katanya.
Terkait anggaran penanganan penyebaran virus Covid 19 ini, jelas bupati, disiapkan anggaran tanggap darurat nonbencana alam. Saat ini sudah disiapkan sekitar Rp 3,8 miliar.
“Tapi pemakaiannya, kalau ada yang terkait kerja sama dengan pihak rumah sakit swasta yang tidak didanai dengan anggaran pemerintah. Kalau yang dari pemerintah, ya masih memakai anggaran yang melekat saja, misalnya anggaran pemeliharaan maupun dari CSR,” ujar dia.
Menurutnya, warga Banyumas yang masuk dalam kategori ODP dan pasien dalam pengawasan (PDP), katanya, akan dibiayai gratis jika ditangani di rumah sakit rujukan untuk isolasi Covid-19.
Menyangkut kegiatan pemerintahah, katanya, untuk ASN masuk kerja sesuai situasi dan kebutuhan. Jika pekerjaan di kantor sudah selesai diminta pulang saja. Sedangkan untuk perkantoran yang terkait pelayanan publik, katanya, dilayani secara online, namun kantor tetap buka, seperti Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, mal pelayanan publik (MPP).
“Rapat-rapat kalau tidak kepaksa harus ketemu tidak perlu dilakukan, cukup secara online dari rumah. Termasuk dinasluar daerah juga ditiadakan. Untuk fasilitas umum seperti GOR satria, Alun-alun Purwokerto dan Banyumas sudah ditutup untuk keramaian. Lokasi wisata yang milik pemkab juga kita tutup sementara,” tandasnya.(G22-20)