CILACAP – Wilayah terdampak kekeringan di Kabupaten Cilacap hingga saat ini terus bertambah. Akibatnya, bantuan air yang disalurkan untuk warga terdampak kian membengkak.
Merujuk data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, wilayah terdampak kekeringan sudah melanda 94 desa. Kesemua desa itu tersebar di 20 kecamatan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Heru Kurniawan mengatakan, jumlah wilayah terdampak kekeringan itu jauh lebih banyak ketika dibandingkan tahun lalu. Saat itu, wilayah terdampak kekeringan 48 desa di 17 kecamatan.
“Sampai dengan saat ini, wilayah terdampak kekeringan di Kabupaten Cilacap sudah 94 desa. Ketika dibandingkan dengan tahun lalu, tentu lebih banyak,” kata Heru Kurniawan kepada suarabanyumas.com, Kamis (24/10).
Dia menyampaikan, lebih banyaknya wilayah terdampak kekeringan karena kondisi kemarau terasa lebih kering dan panas. Akibatnya, sumber-sumber air milik warga terdampak mengering dan tidak bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari.
Banyaknya wilayah terdampak kekeringan berpengaruh terhadap bantuan air bersih yang disalurkan oleh badan itu bersama pihak terkait. Hingga kemarin, air bersih yang disalurkan untuk warga terdampak kekeringan sudah mencapai 876 tangki.
“Air bersih sebanyak 876 tangki itu disalurkan untuk 32.018 KK dengan jumlah 96.105 jiwa. Mereka ini warga terdampak kekeringan di 94 desa dalam 20 kecamatan,” kata dia.
Untuk pembanding, penyaluran bantuan air bersih di Kabupaten Cilacap tahun lalu 512 tangki.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap Tri Komara Sidhy Wijayanto, sebelumnya memastikan, stok bantuan air masih cukup aman. Itu tidak terlepas dari komitmen Pemkab Cilacap dalam mengalokasikan anggaran. Kepedulian dunia usaha hingga pihak swasta lainnya juga menjadi penunjang dalam penanganan bencana itu.
“Di APBD Perubahan, ada tambahan anggaran. Kemudian dari BUMN/BUMD, sejumlah perusahaan, sampai pihak swasta lainnya juga ikut membantu,” kata Tri Komara Sidhy Wijayanto. (tg-60)