PURWOKERTO-Warga kurang mampu di Kabupaten Banyumas terdampak Covid-19 mulai Mei besok akan digelontor beras dalam jumlah besar.
Dalam satu bulan, ada tiga kali pemberian bantuan sosial (bansos), yakni dua dari program bansos terdampak Covid-19 dan satu lagi Bansos program reguler Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) jaring pengaman sossial (JPS) untuk pengentasan kemiskinan.
Ketua Asosiasi Perberasan Banyumas (APB) Agus Purwanto mengatakan, penyaluran beras yang masuk program pemerintah baik terdampak Covid-19 dan BPNT reguler, pada Mei disalurkan antara tanggal 6,12 dan 16.
“Yang pertama disalaurkan tanggal 6 Mei untuk jatah April. Kemudian tanggal 12 Mei untuk jatah BPNT reguler dan tanggal 16 Mei atau sebelum lebaran untuk jatah terdampak Covid-19 (jatah Mei),” katanya, Senin (27/4).
Dia menjelaskan, jumlah beras yang disalurkan per keluarga penerima manfaat (KPM) juga dinaikkan menjadi 13 kg untuk jenis premium. Bulan April lalu hanya 10 kg.
“Atas permintaan Bupati untuk membantu ketahanan pangan rumah tangga warga yang terdampak Covid-19, maka jumlahnya dinaikkan jadi 14 kg. Pada Mei, warga yang terdampak Covid-19 menerima dua kali sebanyak 28 kg. Sedangkan yang BPNT sekali hanya 14 kg,” jelas dia.
Beras yang disalurkan, lanjut dia, juga hasil panenan baru, sehingga kualitasnya tetap terjamin baik. Mulai April ini, di Banyumas dan sekitarnya sudah memasuki panen raya, sehingga stok cukup tersedia di Bulog maupun pasaran.
“Mitra kerja kerja Buloh yang ikut menyalurkan program sembako dari Kemensos ini ada 47 orang. Kita sudah bagi wilayah cakupan masing-masing yang tersebar di 27 kecamatan,” ujarnya.
Terkait harga beli di tingkat KPM. kata dia, yakni Rp 9.450/kg. Pihaknya memasok sampai ke agen (e-warung) dengan harga Rp 9.000/kg sudah diantarkan dan dalam kemasan. Sedangkan pihak agen mengambil selisih keuntungan Rp 450/kg.
“Untuk sistem pembayarannya sesuai perjanjian, agen membayar ke kita paling lambat tujuh hari setelah pengiriman. Dari Bulog kita membeli tunai, sehingga harus modal dulu. Kalau KPM kan yang menerima bantuan dari pemerintah dalam bentuk kartu (e-money) yang didesek ke egen yang ditunjuk,” jelasnya.
Dalam program ini, kata dia, pihaknya tidak menaikkan harga sampai ke agen, meskipun tebusan dari Bulog harganya naik. Alasannya, karena harga eceran terteinggi (HET) dari pemerintah tidak naik.
Seperti diketahui, warga tidak mampu di Banyumas yang mendapat Bansos sembako terdampak Covid-19 sebanyak 92.722 KPM. Sedangkan yang mask dalam program BPNT sekitar 120 ribuan yang riil disalaurkan. Sedangkan data KPM yang masuk data di dinas sosial untuk BPNT sekitar 139 ribu. Pada penyaluran April lalu ditemukan saldo nol di KPM sampai 10 ribu sendiri. (G22-)
Diskusi tentang artikel