BANJARNEGARA – Sebuah pesawat tanpa awak (drone) melayang di areal persawahan di Desa Gumiwang Kecamatan Purwanegara, Senin (10/8). Dalam hitungan menit, lahan seluas 20 hektare tersebut telah selesai disemprot dengan pupuk Phonska Organik Cair.
Penggunaan teknologi tersebut rupanya bisa menghemat waktu bagi petani dibandingkan menggunakan penyeprot manual. Diharapkan, pemanfaatan teknologi ini bisa menarik generasi muda untuk menekuni dunia pertanian.
Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono berharap generasi muda di Banjarnegara bisa kembali menggandrungi dunia pertanian. Dia sudah mengamati beberapa anak muda yang mulai giat menggeluti pertanian.
“Saya harap generasi muda bisa mencontoh para tokoh pemuda yang menjadi pioner tersebut karena mereka juga sukses dalam menggeluti pertanian tanpa jadi urbanis di kota,” katanya, saat pemupukan masal pupuk Phonska Organik Cair produksi PT Petrokimia Gresik di Desa Gumiwang, Kecamatan Purwanegara.
Menurutnya, generasi muda sekarang sangat tanggap teknologi. Karena itu, pemanfaatan drone untuk sarana produksi pertanian diharapkan akan menarik minat generasi muda untuk terjun di dunia pertanian.
“Ayo anak muda bertani karena lahan kita sangat subur. Akan semakin efektif efisien dengan penerapan teknologi. Seperti penyemprotan dengan drone yang kita saksikan hari ini,” tandas Bupati.
Dikatakan, Pemkab Banjarnegara terus mendukung kemajuan pertanian dengan pembangunan infrastruktur jalan yang bermuara untuk mendukung dan meningkatkan pertanian. Pihaknya juga akan fokus pada pembangunan jalan usaha tani untuk mempermudah petani dalam distribusi sarana produksi pertanian dan hasil panen.
Sosialisasi dan Edukasi
Komisaris PT Petrokimia Gresik Mahmud Nurwindu menambahkan, kegiatan ini dilaksanakan secara beruntun di 6 kabupaten di Jawa Timur dan Jawa Tengah, antara lain Banyuwangi, Lumajang, Bondowoso, Bojonegoro, Sragen dan Banjarnegara. Namun tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan sosialisai dan edukasi serupa di daerah lain.
Berdasarkan data Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) tahun 2018, setidaknya 70 persen dari 8 juta hektare lahan sawah di Indonesia kurang sehat. Artinya, sekitar 5 juta hektare lahan sawah memiliki kandungan bahan organik yang rendah.
Kondisi ini salah satunya disebabkan oleh penggunaan pupuk anorganik dan pestisida yang berlebihan dalam jangka panjang. Melalui kegiatan ini, diharapkan akan meningkatkan kesadaran petani tentang pentingnya penggunaan pupuk organik. (K36-2)