BANJARNEGARA – Debit air di Waduk Mrica mengalami penurunan signifikan pada musim kemarau ini. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap pembangkitan listrik yang dilakukan PT Indonesia Power Mrica PGU.
General Manager PT Indonesia Power Mrica PGU, Slamet Suwardi mengatakan, di musim kemarau ini debit air yang masuk ke Waduk Mrica menyusut. Padahal, selama pandemi covid konsumsi listrik masyarakat meningkat. “Memang kondisinya demikian, saat pasar naik justru debit air sedang berkurang,” katanya.
Slamet menuturkan, untuk menyiasati kondisi tersebut pihaknya menerapkan strategi peak load atau beroperasi saat beban puncak sekitar jam 18.00 hingga 20.00. Saat menjelang beban puncak, pihaknya mengoperasikan generator.
“Untuk selain jam itu, kami setop. Suplai listrik dipenuhi dari pembangkitan lain (milik Indonesia Power) yang dekat seperti di Cilacap, Tambaklorok dan Rembang,” ujarnya.
(Baca Juga: Pemakaian Meningkat, Masyarakat Diminta Bijak Gunakan Listrik )
Dijelaskan, pada musim kemarau ini debit air yang masuk waduk rata-rata di bawah 20 meter kubik per detik. Kondisi tersebut hanya cukup mendukung operasional mesin selama 5 jam. Dan itu pun dilakukan hanya saat beban puncak.
“Dari tiga mesin, hanya satu mesin yang kami operasikan secara bergantian supaya running hour masing-masing mesin sama,” jelasnya.
Menurutnya, mendukung operasi penuh tiga mesin bersamaan dibutuhkan debit air 200 meter kubik per detik. Debit air sempat naik saat hujan deras hingga 27 meter kubik per detik sehingga mesin sempat beroperasi sedikit lebih lama. “Kalau sebelum-sebelumnya hanya 15-17 meter kubik per detik,” pungkasnya. (K36-1)