Tugu Surono merupakan penanda keberadaan tugu yang terletak di sisi selatan puncak Gunung Slamet yang dibangun dan diresmikan oleh Jendral Surono Reksodimedjo pada hari Kamis, 10 November 1977 jam 10.00 wib, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional.
Tugu Surono ini diresmikan oleh Jenderal Soerono yang kala itu juga menjabat sebagai Ketua Dewan Harian Nasional Angkatan 45, hadir bersama beliau beberapa jajaran Pengurus dari Banyumas, Cilacap, Pekalongan, penggiat alam Jakarta, Penggiat Penghayat Sejarah Perjuangan, serta komunitas pecinta alam di wilayah Banyumas dan masyarakat sekitar Gunung Slamet.
Tugu Surono ini berupa susunan batu berundak dengan puncak patok persegi dan sisi samping terdapat prasasti marmer yang ditanda tangani oleh Jenderal Soerono sendiri sebagai simbol semangat perjuangan oleh kelompok penghayatan sejarah perjuangan serta sebagai tonggak perjuangan penghargaan dan ikrar janji untuk meneruskan semangat juang dari pelaku perjuangan, karena pada masanya daerah Banyumas dan sekitarnya merupakan salah satu pusat perjuangan kemerdekaan NKRI.
Profil Jenderal Surono
Jenderal TNI (Purn.) Surono Reksodimedjo lahir di Banyumas, Jawa Tengah, 6 September 1923 – meninggal di Jakarta, 3 Agustus 2010 pada umur 86 tahun, beliau pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat dari April 1973 hingga Mei 1974. Ia juga pernah menjabat pada pemerintahan Presiden Soeharto sebagai Menko Kesra ke-5 indonesia pada tahun 31 Maret 1978 – 19 Maret 1983 dan Menko Polkam ke-2 pada tahun 19 Maret 1983 – 14 Maret 1988.
Pada saat peristiwa Palagan Ambarawa, ia menjabat sebagai kapten yang berada di bawah komando kesatuan militer Letnan Kolonel Gatot Subroto.
Pendidikan yang pernah dijalani antara lain, Seskoad di Bandung, War College di Jerman Barat, dan The American Command and General Staff College, Forth Leavenworth, AS (1958). Jabatan yang pernah dipegang antara lain Wakil Gubernur Militer AMN, Magelang (1961), Kas Kodam Diponegoro, Semarang (1961), Gubernur AMN, Magelang (1964-1966), Deputi I Operasi Menpangad (1966), Pan gdam Diponegoro (1966), dan Pangkowilhan II Jawa Madura (1969-1973).