PURBALINGGA– Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah menggelar pengajian untuk mencegah radikalisme di Masjid Al Mukmin Desa Mangunegara Kecamatan Mrebet, Jumat (22/11).
Ketua PDPM Muakhor Abdu Salam mengatakan, pengajian dalam rangka deradikalisasi perlu dilakukan. Pasalnya aksi radikalisme masih sering terjadi seperti aksi bom Medan.
“Selain itu, pengajian ini juga sebagai momentum memakmurkan masjid Al Mukmin. Sekaligus menjadi semangat menggairahkan PCM Mrebet,” katanya.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Mrebet Amtorunnajah dalam sambutannya menceritakan sejarah berdirinya Muhammadiyah. Karena pengajian ini juga bertepatan dengan Milad ke 107 Muhammadiyah.
Sementara itu pembicara Muslih Efendi dari Bobotsari mengulas isi Alquran surat At Taubah ayat 20. Orang beriman adalah orang yang mempunyai kemauan dan kemampuan, untuk berhijrah untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik.
“Juga berjihad bersungguh-sungguh dalam rangka ketaatan kepada Allah SWT, baik dengan harta maupun jiwa. Persepsi jihad dengan model ngebom dan aksi kekerasan yang lainnya itu adalah pemahaman jihad yang salah,” katanya.
NKRI
Dia menambahkan, kalau di Muhammadiyah NKRI harga mati itu sudah otomatis menempel di sanubari warga Muhammadiyah. Sebab Muhammadiyah menilai bahwa NKRI itu sudah final dan tidak ada kata selain NKRI.
“Radikal menurut bahasa adalah akar, tuntas, artinya semuanya dikerjakan dengan tuntas. Sedangkan saat ini radikalisme diidentikkan dengan kekerasan. Ini yang salah dan ciri cirinya radikalisme antara lain merasa benar sendiri,” katanya.
Dia menegaskan, Muhammadiyah dari sejak berdirinya sudah menjadi organisasi yang antisipatif terhadap radikalisme. “Radikalisme sangat sulit masuk ke Muhammadiyah,” tegasnya.(F10-60)