PURWOKERTO – Direktur Jenderal (Dirjen) Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan RI, Astera Primanto Bhakti, terpilih sebagai ketua umum Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (KA Unsoed) Purwokerto periode 2019-2023.
Alumni angkatan tahun 1986 dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini, mengalahkan lima kandidat lainnya dalam Musyawarah Nasional (Munas) III, di Gedung Rektorat Unsoed, Sabtu (21/9). Acara tersebut pada malamnya, dilanjut dengan temu akbar alumni, di Auditorium Graha Widyatama.
Saat masuk sesi pemilihan ketum, dari 142 pemilik suara, perwakilan 12 fakultas dan alumni pasca sarjana, Astera meraih 57 suara. Disusul, urutan kedua Ma’ruf Cahyono, Sekretaris Jenderal (Sekjen) MPR RI, alumni Fakultas Hukum angkatan 1986, meraih 51 suara.
Sedangkan urutan ketiga, Erie Sasmito meraih 13 suara. Erie merupakan pengusaha furnitur, alumni Fakultas Peternakan angkatan 1986, sebelumnya menjabat sebagai Sekjen KA Unsoed.
Sementara tiga kandidat lainnya, yakni Arief Mulyadi, Direktur Utama (Dirut) PT Permodalan Nasional Madani (Persero), alumni Fakultas Biologi angkatan 1987. Kemudian Rudy Purwadi, CEO perusahaan di bidang pertanian, alumni Fakultas Pertanian angkatan 1985. Terakhir calon termuda dari kalangan milenial, Baratadewa Sakti Perdana, alumni Fakultas Teknik Sipil angkatan 2000. Namun ketiganya belum mendapat dukungan signifikan, masing-masing hanya 1 suara.
Persaingan ketat terjadi antara kubu Astera yang disebut sebagai ‘kubu pemerintah’ dengan kubu Ma’ruf, disebut ‘kubu parlemen’. Karena ketatnya persaingan, saat pembahasan tata tertib, AD/ART maupun mekanisme pemilihan, juga berlangsung alot.
Terutama saat memutuskan calon dinyatakan terpilih jika harus memenuhi syarat perolehan suara 30 persen plus satu atau 50 persen plus satu. Pemilihan juga berlangsung hingga sore hari, setelah pagi dibuka Rektor Unsoed, Prof Suwarto.
Program Kerja
Usai terpilih, Astera mengatakan, agenda pasca Munas yang akan disiapkan, yakni konsolidasi, penyusunan kepengurusan dan mempelajari program kerja pengurus sebelumnya. Baik yang belum dilaksanakan maupun sudah terlaksana.
“Fokus kami adalah pendataan alumni yang jumlahnya sekitar 96.000 orang. Kita pakai suatu aplikasi yang user friendly. Sehingga kita dapat mengetahui kekuatan alumni Unsoed secara keseluruhan,” kata pria kelahiran Jakarta ini.
Kemudian akan meningkatkan kolaborasi dan sinergi alumni dengan Unsoed agar terjadi dorongan ke arah yang positif yang tidak linear, namun kalau bisa ekponensial.
“Kita melihat potensi Unsoed yang luar biasa dalam mendukung pembangunan regional khususnya di wilayah karesidenan Banyumas dan sekitarnya serta fokusnya kepada pembangunan desa,” ujarnya.
Menurutnya, alumni Unsoed sudah ada dimana-mana dan apabila bergandengan tangan, bahu membahu, maka dapat dengan cepat membantu Unsoed sebagai salah satu agen pembangunan dalam menjalankan tri dharma perguruan tinggi.
“Kami berterima kasih kepada kepengurusan sebelumnya yang telah secara baik meletakkan fondasi yang kuat dari segi kepengurusan alumni dan juga networking,” katanya.
Pihaknya berharap dukungan dari semua stakeholder, terutama pihak Unsoed dan para alumni, agar dapat meningkatkan kapasitas alumni dan Unsoed dalam rangka merespon Revolusi Industri 4.0 yang sudah di depan mata. Begitu pula dapat berkontribusi nyata bagi masyarakat luas.
Ketua pelaksana Munas III dan temu akbar alumni Unsoed, Prof Hibnu Nugroho mengatakan, jumlah alumni Unsoed yang besar, merupakan kekuatan tersendiri untuk ikut memajukan almamater dan berkontribusi nyata untuk negeri.
“Dengan munculnya enam kandidat ini, menunjukkan KA Unsoed sudah menjadi kekuatan dan menjadi daya tarik dari alumni untuk bisa bersatu. Ketum yang terpilih harus bisa menjadi simbol yang mempersatukan alumni dan mampu memberi kontribusi dan bersinar seperti matahari untuk kelembagaan ke depan,” kata wakil rektor bidang umum dan keuanganan ini. (G22-20)