Menurut Bupati penyediaan tempat khusus tersebut merupakan penyesuaian atau memenuhi kebiasaan masyarakat Purbalingga yang belum familier melihat aktivitas penerbangan pesawat.
“Sehingga diperlukan space khusus untuk orang-orang melihat keberangkatan pesawat, bermain anak, dan sebagainya. Space tersebut bisa menjadi wisata tersendiri bagi pengunjung untuk menikmati suasana bandara. Keberadaan playground atau anjungan ini meniru Bandara Atlanta dan Manchester,” katanya.
Bupati telah memutuskan bahwa Bandara JB Soedirman ini akan mengusung konsep tradisional-modern atau membuat bangunan dengan konsep modern tanpa meninggalkan konsep tradisional dan identitas kearifan lokal.
“Konsep atap tradisional, otomatis kita tertuju pada Joglo. Sedangkan konsep-konsep modern dengan kaca-kaca bisa diaplikasikan pada wajah-wajah bangunan,” katanya.
PT Angkasa Pura II juga akan memasukan unsur-unsur kearifan lokal yang selama ini menjadi identitas Kabupaten Purbalingga khususnya pada sisi interior.
Konsep interior ini akan mengusung Comfort Neo Javanese yakni suasana bandara yang nyaman dengan nuansa Jawa yang ditampilkan dengan balutan material modern.
Menciptakan ruang-ruang dengan pemilihan warna yang didominasi warna kayu dan motif batik khas Purbalingga. Unsur kearifan lokal lain yang juga akan ditampilkan yakni wayang suket, gebyog khas Purbalingga ataupun display wisata Purbalingga.
Sedangkan identitas Panglima Besar Jenderal Soedirman sendiri akan ditampilkan dalam bentuk patung yang diletakan di bagian luar.
“Mengingat bandara ini tidak hanya untuk Purbalingga akan tetapi kami juga butuh masukan unsur-unsur lain yang memberi identitas Jawa Tengah kepada Pak Gubernur,” katanya.(F10-37)