PURWOKERTO – Bank Jateng Cabang Koordinator Purwokerto memberikan dukungan sepenuhnya pembiayaan modal pekerjaan konstruksi yang dibutuhkan kegiatan penyedia jasa konstruksi, baik untuk proyek bersumber dari APBD dan APBN.
Hal itu disampaikan Pemimpin Bank Jateng Cabang Koordinator Purwokerto, Lis Arofah Ambarwati, saat acara gathering dengan kalangan rekanan jasa konstruksi se-Banyumas, di aula kantor bank tersebut, Selasa (25/2).
Gathering tersebut juga menghadirkan rekanan penjamin, yakni Askrindo, Jamkrindo dan Askrida. Hadir 16 asosiasi jasa konstruksi di Banyumas, dan Wakil Bupati Sadewo Tri Lastiono yang sekaligus pembina Gapensi.
Ambarwati mengatakan, gathering rutin setahun sekali ini bertujuan untuk mempererat hubungan kerjasama kemitraan, dan memperkuat komunikasi dan talisilaturahmi supaya hubungan kemitraan semakin dekat. Selain itu, momen tersebut sekaligus untuk evaluasi dan sosialisasi program-program baru dari Bank Jateng yang terkait dengan dunia jasa konstruksi.
“Karena berhubungan dengan jasa konstruksi, ini kaitannya dengan pelayanan kredit konstruksi (proyek) baik dari APBD maupun APBN. Kalau mereka butuh pembiayaan terkait kekurangan modal untuk pekerjaan proyek, kami siap membiayai sepenuhnya,” katanya.
Bank jateng merupakan milik pemerintah daerah, baik provinsi dan kabupaten/kota, termasuk Kabupaten Banyumas, sehingga sahamnya juga dimiliki oleh pemkab. Sehingga setiap keuntungan yang diperoleh juga dibagikan kembali dalam bentuk deviden.
“Kontribusi ini juga tidak lepas dari peran dari mitra kami dari rekanan jasa konstruksi yang hampir semua anggota dari 16 asosiasi jasa konstruksi di Banyumas sudah bermitra dengan kami,” ujarnya.
Eskro
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga menyosialisasikan regulasi baru, yakni eskro atau rekening giro khusus menampung untuk pencairan pekerjaan proyek per termin. Rekening ini keamanannya lebih terjamin karena tidak bercampur dengan rekening untuk operasional.
“Rekening ini khusus untuk menampung pencairan dari termin-termin yang turun dari pekerjaan proyeknya,” katanya.
Terkait penyaluran modal rekanan jasa konstruksi, pada 2019 tersalurkan sebanyak Rp 117 miliar, dan setiap tahunnya meningkat. Kredit tersebut sudah dimanfaatkan lebih dari 200 rekanan jasa konstruksi yang bermitra (nasabah). Mayoritas juga berjalan lancar dan tidak ada kendala.
“Untuk regulasi baru,sekarang yang bisa kita biayai maksimal 70 persen dari nilai kontrak netto. Sebelumnya sampai 80 persen dari nilai kontrak netto,” jelas dia.
Ketua Gapensi Banyumas, Moh Lutfi, mewakili asosiasi yang lain mengatakan, dari sekitar 350 penyedia jasa konstruksi selama ini sudah terjalin kerja sama dan berkompetisi yang sehat dan kondusif.
Sadewo dalam sambutannya mengatakan, bunga yang dikenakan untuk kalangan jasa konstruksi yang membutuhkan pembiayaan modal untuk pekerjaan proyek diminta tidak memberatkan. Sebab, dengan meminjam ke Bank Jateng diharapkan tidak memakai bunga, dan kedua keuntungan sebagian juga dikembalikan ke Pemkab Banyumas.
“Karena ini uangnya juga dari pemkab, mestinya dijual murah ke kalangan jasa konstruksi, karena peran dari para penyedia jasa konstruksi juga penting mendukung program-program strategis baik nasional dan daerah,” kata dia.
Khusus ke kalangan rekanan jasa konstruksi, Sadewo berpesan jangan sampai terlibat dalam praktik tindak pidana korupsi. Dalam bersaing tidak masalah saling menjatuhkan harga, namun mutu dan kualitas pekerjaan harus tetap dijaga.
“Silakan saja mau banting-bantingan (harga-red), yang penting tetap jaga mutu, dan harus siap rugi. Tapi jangan sampai terus jadi tersangka. Jadi harapan saya, ke depan tetap kompak,” harapnya.(G22-60)