BANJARNEGARA – Banyak desa di Banjarnegara mulai memperketat lalu lintas warga yang keluar-masuk desa. Pos pemantauan Covid-19 didirikan secara swadaya untuk mendata dan melakukan sterilisasi warga yang masuk wilayah.
Tak jarang, warga memasang portal di akses jalan masuk dengan memasang palang bambu. Siapapun yang masuk harus melalui sterilisasi dengan disemprot disinfektan. Begitupun kendaraan yang digunakan dan barang bawaan juga disemprot disinfektan untuk mencegah masuknya virus korona di wilayah desa mereka.
Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono meminta agar warga yang berjaga di pos pantau untuk memperlakukan siapa pun yang lewat dengan baik. Mereka hendaknya memberikan penjelasan tujuan dilakukannya pengetatan lalu lintas di desa mereka.
“Sapalah dengan ramah dan berikan penjelasan dengan baik. Terutama bagi anak-anak jangan sampai dia ketakutan dengan penyemprotan ini,” pesan Bupati, saat meninjau posko swadaya di Desa Blambangan Kecamatan Bawang, Senin (30/3).
Bupati menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah berswadaya membuat posko-posko siaga dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 di Banjarnegara. Dalam kunjungan tersebut Bupati memberikan bantuan masker dan tambahan nutrisi untuk sukarelawan yang bertugas.
Dioptimalkan
Terpisah, Koordinator Bidang Operasi pada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banjarnegara, Andri Sulistyo mengatakan, posko pengawasan swadaya yang didirikan di perbatasan diharapan juga dioptimalkan untuk pendataan warga yang baru pulang dari perantauan. Terutama, jika tempat perantauan tersebut wilayah terpapar virus korona.
“Mereka perlu disarankan untuk mengisolasi mandiri di rumah selama 14 hari, jika mengalami gejala terpapar virus segera laporkan pada petugas kesehatan,” ujarnya.
Di Kecamatan Karangkobar, pos pemantauan didirikan di halaman Puskesmas Karangkobar. Arus kendaraan umum terutama dari luar kota dialihkan ke jalan lingkar dimana Puskesmas berada. Selanjutnya, seluruh penumpang diminta turun untuk didata dan menjalani tes medis oleh petugas dari puskesmas.
“Dari pantauan kami, puncak kedatangan pemudik terjadi pada Sabtu (28/3) malam. Ada lebih dari 200 orang pemudik yang diperiksa oleh petugas gabungan,” terangnya.
Ditambahkan, sejauh ini di wilayahnya belum ada desa yang melakukan pembatasan wilayah dengan memasang portal. Namun, pihaknya menekankan kepada perangkat desa dan Ketua RT untuk mendata warga yang baru datang dari luar kota. (K36-60)
Diskusi tentang artikel