PURWOKERTO-Tim Gugus Tugas Penanganan Penyebaran Covid-19 menetapkan wilayah Banyumas saat ini berstatus bahaya terhadap virus yang belum ditemukan obatnya ini. Sehingga semua elemen masyarakat diminta kerjasama dan dukungannya.
“Ini status bahaya untuk antisipasi ke depan, karena prediksi dari satu yang terkena, ini akan naik-naik terus. Kalau ini dibiarkan bahaya, sebaiknya kalau ini bisa kita cegah tiak akan jadi bahaya. Karena sudah ada satu yang positif, sekarang ini ya sudah masuk KLB (kejadian luar biasa),” kata Bupati Banyumas sekaligus juru bicara Gugus Tugas Covid-19, Achmad Husein (23/3), usai membagikan hand sanitizer gratis di komplek Alun-alun Purwokerto.
Setelah itu, bupati melakukan pengecekan persiapan penambahan ruang isolasi untuk pasien terkena Covid-19 di RSUD Banyumas dan RSUD Ajibarang. Husein mengatakan, status bahaya karena penularan melalui kontak dengan pasien dalam pengawasan (PDP), penularannya begitu cepat dan jumlahnya makin banyak. Jika PDP yang berkontak ini tidak bisa dikendalikan, maka penyebarannya akan terus berkembang.
Menurutnya, kondisi tanggap darurat non bencana alam yang sudah ditetapkan beberapa waktu lalu, dianggap lebih tinggi dari status KLB. Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan mengeluarkan Perbup terkait larangan untuk tidak melakukan peribadatan di masjid, musala, gereja, dan tempat ibadah yang lain yang ada jamaahnya.
“Larangan ini berlaku sampai 8 April, dan ini perbupnya sedang disiapkan. Begitu jadi saya sosialisasikan, di antaranya melalui video,” ujarnya.
Ruang Isoliasi Ditambah
Bupati menjelaskan, hingga Senin (23/3), jumlah orang dalam pantauan (ODP) sebanyak 284 orang yang tersebar di 23 kecamatan. Jumlah PDP ada 13 orang. Mereka diisoliasi di empat rumah sakit, yakni di Rumah Sakit Margono Soekarjo (RSMS) ada lima PDP, terdiri pasien dari Desa Batuanten Kecamatan Cilongok, Kelurahan Sumampir Kecamatan Purwokerto Utara, Desa Tambaksari Kidul
Kecamatan Kembaran dan Cilongok, pindahan dari Lampung Selatan.
Kemudian, di RSUD Banyumas, katanya, ada tiga PDP. Yakni dari Desa Kracak Kecamatan Ajibarang, Desa Kemiri Kecamatan Sumpiuh, tamu dari Bekasi dan Kelurahan Bobosan Kecamatan Purwokerto Utara.
Sedangkan di RS Wijayakusuma(DKT) Purwokerto, lanjut Bupati, ada empat PDP, berasal Kelurahan Bancarkembar Kecamatan Purwokerto Utara, Desa Sokaraja Tengah Kecamatan Sokaraja, tamu dari Kemayoran Jakarta, Kelurahan Sokanegara Kecamatan Purwokerto Timur dan Desa Pamijen Kecamatan Baturraden.
“Untuk RSUD Ajibarang, ada dua PDP, yakni dari Patikraja dan Desa Cindaga Kecamatan Kebasen. Untuk pasien positif Covid-19 masih satu yang sekarang dirawat di RSMS. Sedangkan status pasien yang meninggal di Jakarta dimakamkan di Desa Karangnangka Kecamatan Kedungbanteng,” terangnya.
Karena perkembangan jumlah pasien yang meningkat, Husein mengatakan, saat ini di sejumlah rumah sakit dilakukan penambahan ruang isolasi atau karantina. Dia menyebutkan, ruang isolasi di RSUD Banyumas dan Ajibarang sekarang sudah penuh. Di RSUD Banyumas tadinya empat ruang, kini menjadi 14 ruang. Di RSUD Ajibarang semula dua ruang menjadi empat ruang.
“Untuk RS DKT ini lagi kita koordinasikan bisa satu bangsal. Ini bisa sampai 20 ruangan. Kalau Margono juga bisa satu bangsal, maka di Banyumas bisa ada 58 ruang isolasi khusus pasien Covid-19,” katanya.
Selain rumah sakit pemerintah ini, lanjut dia, pihaknya juga akan melakukan MoU dengan sejumlah rumah sakit swasta. Totalnya ada duasekitar 40 ruang. Dengan jumlah tersebut diharapkan pasien yang bisa ditangani cepat. Sehingga penyebaran yang lebih luas bisa dicegah. (G22-)