PURWOKERTO-Terobosan baru dilakukan pihak Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarusi) Cilacap menjelang berakhirnya izin usaha Rumah Sakit Islam (RSI) Fatimah Cilacap, 27 Maret mendatang.
Pendiri sekaligus ketua yayasan, Muhaddin Dahlan, Minggu (22/3) malam mengangkat dan melantik direktur baru, untuk memimpin rumah sakit swasta favorit di wilayah Cilacap tersebut. Direktur baru tersebut, yakni Kolonel (CDM) Dr dr Putu Wasi Nugroho SpOnk MARS.
Pelantikan dilakukan di Hotel Java Haritage Purwokerto, berdasarkan Surat Keputusan Pendiri/Pengurus Yayasn Rumah Sakit Islam ( Yarusi ) Cilacap Nomor 001/SK.YARUSI-CLP/II/2020 tanggal 15 Februari 2020. Selain itu juga berdasar surat mandat dari ‘nazir’ dengan Nomor 001/SK.NAZHIR/CLP/II/2020 tanggal 12 Februari 2020.
“Pengangkatan direktur baru ini dilakukan demi kelancaran perpanjangan perizinan sehingga layanan kepada masyarakat tetap berkelanjutan,” kata pendiri Yarusi Muhaddin saat melantik.
Muhaddin mengatakan, setelah dilantik direktur bru diminta segera bisa membenahi, dan menata kembali karena Rumah Sakit Islam Fatimah selama sembilan tahun ini di bawah pengurusan yayasan orang lain yang diambil tidak melalui landasan UU yayasan dan AD/ART yang benar.
“Salah satu tugas direktur baru ini untuk mengurus perpanjangan izin ke pemerintah, karena yang tercantum di Dinkes Cilacap, izinnya adalah Yarusi, sehingga Dinkes tidak mau memperpanjang karena yang mengajukan adalah pihak yayasan lain yang namanya berbeda,” kata satu-satunya pendiri yang masih hidup ini,
Terkait pihak lain yang masih mengelola rumah sakit tersebut, kata dia, direktur baru tersebut nanti yang akan menyelesaikan, termasuk berkomunikasi dengan pihak Dinkes Cilacap, dan pemerintah daerah dan DPRD serta pihak-pihak lain yang terkait.
“Sampai 27 Maret, izin perpanjangan yang diajukan pihak lain tidak akan diberikan karena nanamnya berbeda. Makanya direktur baru ini, salah tugasnya mengurus perpanjangan izin supaya kegiatan pelayanan kesehatan ke masyarakat tidak terganggu,” tandasnya.
Pembenahan Manajemen
Putu Wasi Nugroho mengatakan, langkah pertama yang akan dilakukan setelah ia resmi menjadi direktur adalah pembenahan manajemen. Pihaknya akan menilai bagaimana personal (SDM) sesuai dengan kompetensi dan jabatannya. Sehingga saat mereka difungsikan kembali bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing.
“Yang kedua, membenahi fasilitas apa saja yang ada di rumah sakit. Setelah itu kita kembangkan mau kearah mana. Targetnya statusnya bisa meningkat statusnya yang sekarang dari tipe C,” kata dokter spesialis bedah ini.
Dia mengakui, pembenahan sistem kerumahsakitan memang menjadi tantangan terberat. Namun ia optimis dengan kemampuannya, kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk dukungan dari pendiri, pengurus yayasan dan para nazir, bisa mengembangkan rumah sakit tersebut.
“Karena masih ada beberapa masalah di situ (RSI Fatimah-red), nanti kita sesuaikan untuk bisa satu arah dulu. Setelah bisa satu arah mereka bisa menyatu, baru akan saya benahi semua,” kata dia.
Dia menegaskan, setelah pelantikan tersebut ia yang berhak melanjutkan, termasuk memperpanjang permohonan perizinan ke dinas terkait. Sehingga sebelum tanggal 27 Maret, ia akan segera membuat surat permohonan untuk pepanjangan RSI Fatimah Cilacap.
“Kalau surat izin ini tidak segera diurus perpanjangannya, dengan sendirinya operasional rumah sakit ini akan terhenti. Sementara masyarakat Banyumas-Cilacap uatamanya akan kacau mencari pelayanan medis. Terutama mereka yang sudah terlanjur fanatik,” tandas dokter senior di kedinasan kesehatan TNI ini. (G22-).